Berita Sragen

Guru SMA Negeri di Sragen Intimidasi Murid Tak Berjilbab, Minta Anak Didiknya Bertobat

Kasus perundungan agar murid memakai jilbab terjadi lagi di Kabupaten Sragen. Kali ini, terjadi di SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen.

Editor: rika irawati
AFP/OZAN KOSE
ILUSTRASI. Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) tewas dalam tahanan oleh unit polisi yang bertanggung jawab menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN - Kasus perundungan soal jilbab di lingkungan sekolah terjadi lagi di Kabupaten Sragen.

Yang membuat prihatin, perundung adalah seorang guru yang seharusnya melindungi muridnya.

Kasus ini terjadi di SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen, Kamis (3/11/2022) pekan lalu.

Di depan kelas, guru bernama Suwarno (54), meminta seorang siswi kelas X berinisial Z (15) yang tak berjilbab agar bertobat dengan memakai jilbab.

Baca juga: Kasus Intimidasi Siswi SMA di Sragen Karena Tak Pakai Jilbab Jadi Perhatian Serius Ganjar

Baca juga: Berdemo tanpa Mengenakan Jilbab di Iran, Hadis Najafi Tewas Diberondong 6 Peluru di Badannya

Permintaan ini bukan sekadar saran lantaran disampaikan dengan nada tinggi di dalam kelas, di depan teman-teman siswi tersebut.

Kasus perundungan ini dibenarkan oleh ayah Z, Agung Purnomo (47), saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya.

"Mungkin, saya yakin, yang diberikan arahan kepada anak kami, pastilah arahan yang baik. Cuma, waktu, tempat, dan caranya yang mungkin kurang tepat," katanya, Kamis (10/11/2022).

Ia mengatakan, sang anak diminta bertobat karena tak memakai jilbab saat pelajaran di kelas.

Hal itulah yang membuat sang anak tidak nyaman dan kini ketakutan.

"Anak kami ditanya agamanya (karena tak berjilbab), disuruh tobat dengan nada tinggi di depan teman-teman sebegitu banyaknya, ada malu dan ketidaknyamanan seperti itu, oleh seorang guru matematika," jelasnya.

Tak hanya itu, sang guru menyebut jika pelajaran matematika tidak perlu penting.

"Yang saya sayangkan adalah memberikan statement di depan kelas, matematika itu tidak penting, ketidak konsistenan informasi ini yang sangat kami sayangkan," jelasnya.

Baca juga: Tabrakan Mobil dan Truk di Tol Ngawi-Solo di Sragen: Nisan X-Trail Hangus Terbakar

Baca juga: Ibu di Sragen Tega Habisi Nyawa Anak saat Terlelap, Malu dan Kecewa Buah Hati Sering Mencuri

Setelah kejadian itu, Agung mengatakan, sang anak menjadi ketakutan bahkan kini tidak berani berangkat ke sekolah.

"Sampai anak kami ketakutan, gemetar, saat ini tidak berani berangkat sekolah," ujarnya.

Sementara, guru matematika SMAN 1 Sumberlawang Sragen, Suwarno, tak membantah kejadian itu.

Namun, menurut Suwarno, kejadian itu bukanlah hal yang disengaja.

"Seperti kecelakaan, tanpa saya rencanakan sebelumnya," ujarnya singkat.

Kasus  'memaksa' murid memakai jilbab pernah terjadi di Sragen dan terungkap awal 2022 lalu. Peristiwa ini juga terjadi di sekolah negeri, yakni di SMA Negeri 1 Gemolong.

Hanya saja, pada kasus ini, pemaksaan atau intimidasi dilakukan sesama murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler Rohaniawan Islam (Rohias). (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Gegara Tak Pakai Jilbab, Siswi Kelas X di Sumberlawang Sragen Dirundung Guru Matematika.

Baca juga: Liga 3 Jateng Tak Kunjung Bergulir, PSISa Salatiga Kibarkan Bendera Putih

Baca juga: Absen KTT G20 Bali, Presiden Rusia Vladimir Putin Hanya Kirim Menteri Luar Negeri

Baca juga: 9 Parpol Belum Memenuhi Syarat Jadi Peserta Pemilu 2024, KPU Minta Segera Perbaiki Data Pengurus

Baca juga: 45.284 Keluarga di Purbalingga Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Bupati Tiwi Mulai Petakan Intervensi

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved