Berita Jateng
160 Eks Napiter di Jateng Masih Radikal Merah, Densus 88 Antiteror Gandeng Pemprov Putus Radikalisme
Densus 88 Antiteror Polri mencatat, ada 160 eks napiter di Jawa Tengah masih memegang ideologi terorisme
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: rika irawati
Direktur Identifikasi dan Sosialisasi (Idensos) Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, mengemukakan "regenerasi teroris" itu perlu diputus mata rantainya.
"Ada persoalan yang belum bisa kami tangani sendiri. Ketika anak-anak (napiter atau eks napiter) bisa disekolahkan ke ponpes yang moderat, ketika tumbuh kembang dewasa, kami tidak khawatir mereka jadi regenerasi teroris," kata Arif.
Arif pun mengakui, tak mudah menggandeng berbagai ponpes moderat untuk membimbing dan melakukan pendampingan terhadap eks napiter, napiter, keluarga hingga anak-anak mereka.
Itu sebabnya, pihaknya menggandeng Pemprov Jateng, terutama Gus Yasin yang merupakan wakil gubernur berlantar belakang pesantren, dalam menangani masalah ini.
"Kami mencoba mengurai (persoalan) dari semua lini. Kalau tidak dibantu kiai, ulama-ulama yang punya pemikiran kebangsaan, tentu kami sulit menjadikan mereka moderat (pemikirannya). Itulah kiranya kami melakukan kerja sama," tambah Arif.
Gayung bersambut, ajakan itu disambut baik Gus Yasin untuk bersama Densus 88 menyelesaikan persoalan ini.
"Ada pemetaan langkah-langkah strategis," ujar Gus Yasin. (*)
Baca juga: Ibu di Sragen Tega Habisi Nyawa Anak saat Terlelap, Malu dan Kecewa Buah Hati Sering Mencuri
Baca juga: Korban Hanyut di Pantai Sodong Cilacap Ditemukan Tewas di Hari Ketiga Pencarian
Baca juga: Usut Kasus Korupsi Pengadaan Pesawat Garuda, KPK Duga Eks Anggota DPR Terima Suap Rp 100 Miliar
Baca juga: Giliran Perangkat Desa Cilongok Banyumas Mogok Kerja, Buntut Kasus Dugaan Kades Selingkuh dan Judi