Tips Kesehatan
Lesti Kejora Alami Cedera Kepala dalam KDRT, Berikut Penanganan Cedera Kepala yang Bisa Dilakukan
Cedera kepala ringan dapat mempengaruhi sel otak untuk sementara, sedangkan cedera kepala sedang bisa menyebabkan memar, jaringan otak yang robek.
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
TRIBUNBANYUMAS.COM- Dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora ternyata cukup serius.
Dokter yang menangani penyanyi dangdut tersebut mengatakan bahwa Lesti masih dirawat di rumah sakit, dan mengalami cedera kepala akibat mengalami KDRT oleh suaminya.
Baca juga: Kasus KDRT terhadap Lesti Kejora Masuk Tahap Penyidikan, Rizky Billar Diperiksa Pekan Depan
Baca juga: Lesti Kejora Ajukan Visum sebagai Bukti KDRT, Begini Prosedur Melakukan Visum
Baca juga: ART dan Teman Dekat Lesti Kejora Menyaksikan Rizky Billar Aniaya Istrinya Dua Kali
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh dokter yang menangani Lesti Kejora, Puspa Widyowati.
"Masih dalam perawatan beberapa dokter. Ditangani oleh dokter THT, dokter Orthopedi dan dokter spesialis saraf untuk cedera kepalanya" kata Puspa H Widyowati, dikutip dari Tribunbanyumas, Sabtu (1/10/2022).
Cedera kepala setelah terbentur harus segera ditangani karena bisa saja berdampak panjang, hingga menimbulkan kematian. Cedera kepala biasanya disebabkan oleh adanya pukulan atau benturan kepala.
Cedera kepala ringan dapat mempengaruhi sel otak untuk sementara, sedangkan cedera kepala sedang bisa menyebabkan memar, jaringan otak yang robek, pendarahan, serta kerusakan terhadap otak, bahkan kematian.
Bahaya Cedera Kepala
Dilasir dari Radiologi Info, berkikut bahayanya cedera kepala yang perlu diwaspadai:
1. Gegar otak
Cedera kepala ini bisa terjadi karena otak di dalam tengkorak mengalami guncangan. Gejala ini terkadang tidak terlihat, namun ada juga penderita yang kehilangan kesadaran beberapa detik atau menit, pusing, tidak bisa mengingat sesuatu penyebab cedera, dan mual.
Kondisi ini bisa terjadi ketika cedera kepala sampai menyebabkan tekanan di bagian dalam otak dan tengkorak. Gejala memar jaringan otak mempunyai ciri-ciri seperti pupil mata membesar, tekanan darah naik, denyut nadi melemah dan sesak napas.
Hal ini terjadi karena benturan kepala yang keras hingga menyebabkan tengkorak retak atau patah. Gejala tengkorak retah atau patanh antara lain bagian kepala yang terbentur benjol, tengkorak bentuknya berubah, memar di area mata atau di belakang telinga, serta keluar cairan bening dari hidung atau telinga.
4. Pendarahan otak
Jika mengalami pendarahan otak perlu diwaspadai, karena kalua parah bisa membuat penderita meninggal. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah pecah, yang ,menyebabkan pendarahan di jaringan sekitarnya dan memicu tekanan bagian dalam otak.
Selain itu, pendarahan otak juga menyebabkan darah terkumpul dan membentuk gumpalan yang disebut hematoma. Gejala ini berupa sakit kepala parah, kejang, mual, badan lemas, lengan dan kaki terasa lemah dan hilang kesadaran.
5. Cedera aksonal difus
Benturan kepala juga menyebabkan otak terpelanting di dalam tengkorak, akibatnya serabut syaraf pada sel meregang dan robek. Kondisi ini menyebabkan sistem saraf terganggu, dimulai dari hilang kesadaran, tidak dapat berkomunikasi, muntah, atau kejang.
Cara Mengatasi Kepala Terbentur
Lalu bagaimana pertolongan pertama saat kepala terbentur? Berdasarkan refrensi yang didapat melalui Head Injury and Concussio, tips beberapa penanganan pertama kepala terbentur yang dapat dilakukan:
1. Observasi Keadaan
Lihat keadaan pasien, jika masih sadar, Anda bisa melihat dari pernapasan (lihat lajunya, apakah sesak atau cepat) dan sirkuasi darah (apakah ada pendarahan atau terlihat pucat).
Selain itu, amati juga kesadaran pasien, apakah sadar atau terihat bingung, atau malah tidak sadar sama sekali.
2. Stabilkan Posisi Kepala
Setelah terjadi trauma kepala, sebaiknya posisikan kepala dan leher sejajar garis lurus. Hal ini wajib dilakukan, terutama jika korban tidak sadarkan diri.
Jika memungkinkan, gunakan collar neck untuk mencegah adanya pergerakan leher pada pasien.
3. Lakukan Penekanan Bila Ada Perdarahan
Amati seluruh tubuh korban dan identifikasi ada atau tidaknya luka terbuka yang menyebabkan pendarahan.
Jika ditemukan sumber pendarahan, lakukan penekanan pada luka menggunakan kain, namun jangan menggerakkan tubuh korban.
4. Tutup Luka pada Bagian Kepala
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah posisi luka. Jika Anda mencurigai patah tulang pada bagian kepala, hindari penekanan bila luka terbuka. Namun tutuplah luka dengan kain yang steril agar tidak terjadi infeksi.
5. Kompres Dingin
Berikan kompres air dingin selama 10-15 menit setiap kali kompres. Sebaiknya lakukan kompres dalam 48 jam pertama setelah kepala terbentur.
6. Jangan Lepaskan Benda Apa pun yang Menancap
Apabila Anda melihat ada benda tajam yang menancap di kepala, hindari untuk menariknya. Jika Anda melepaskannya, hal itu justru dapat berisiko menimbulkan perdarahan.
Jadi, sebaiknya segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.
7. Konsumsi Obat Antinyeri Bila Perlu
Jika nyeri yang dirasakan parah, konsumsi obat anti neyeri untuk meredakan sakit kepala, Anda bisa menggunakan paracetamol atau ibuprofen.
Namun jika kondisi tidak baik, segeralah minta pertolongan medis, karena pasien yang mengalami cedera otak akan membutuhkan pengamatan intensif untuk memantau apakah kondisi terebut makin buruk atau tidak. (***)
ADR