Berita Jateng
Gagal PPDB SMA Negeri Jalur Afirmasi, Yatim Piatu dari Semarang Ini Khawatir Tak Mampu Biaya Swasta
Harapan Ridho Habibi Mukti, warga Mlatiharjo, Kota Semarang, bersekolah di SMA negeri, pupus. Anak yatim piatu itu gagal dalam PPDB jalur afirmasi.
Penulis: hermawan Endra | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Harapan Ridho Habibi Mukti, warga Mlatiharjo, Kota Semarang, bersekolah di SMA negeri, pupus.
Anak yatim piatu dari keluarga miskin itu gagal gagal diterima dalam proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023.
Berbekal Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Ridho mendaftar di SMA 11 Kota Semarang.
Dia mendaftar melalui jalur afirmasi, yakni jalur pendaftaran PPDB yang memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk mengakses pendidikan bermutu dan disubsidi pemerintah.
Baca juga: Siswa Yatim/Piatu Peroleh Afirmasi pada PPDB Jateng: Bersyukur Bisa Masuk di Sekolah Favorit
Baca juga: Ganjar Sebut Siswa Miskin Jadi Prioritas Sisa Kuota PPDB SMA/SMK di Jateng
Ridho merupakan anak yatim piatu dengan kondisi ekonomi tidak mampu atau miskin.
Ayahnya meninggal sejak ia kecil. Sedangkan sang ibu, meninggal satu tahun lalu, akibat Covid-19.
Ironisnya, kini, ia tinggal mengungsi bersama kakaknya bernama Dea.
Rumah peninggalan orangtua mereka yang berukuran kecil di daerah Semarang Timur, tidak bisa lagi ditinggali karena rusak.
Dea mengaku sudah mengusahakan agar adiknya bisa tetap menempuh pendidikan di sekolahan negeri dengan menemui kepala Sekolah SMA 11 Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Tujuannya, tak lain supaya adiknya bisa tetap diusahakan masuk ke sekolah impian.
Keinginan bersekolah di sekolah negeri adalah agar biaya pendidikan bisa lebih ringan.
Namun, usahanya serta perjuangan menemui pihak-pihak terkait itu tidak membuahkan hasil.
Kini, Ridho terpaksa mendaftar ke sekolah swasta demi tetap melanjutkan pendidikan.
Namun, Dea belum tahu apakah nanti bisa membiayai sekolah sampai Ridho lulus.
Baca juga: Ombudsman Tanggapi Permasalahan Sistem PPDB di Jateng, Ini Solusi yang Bisa Dilakukan
Baca juga: Masih Ada Masalah, Sistem PPDB di Jateng Harus Ada Pembenahan untuk Tahun Depan
Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo memastikan, siswa dari keluarga miskin diprioritaskan untuk mengisi kekosongan di sekolah-sekolah yang masih terdapat sisa kuota dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah.