Berita Semarang

Setiap Rabu, Pegawai Pemkot Semarang Dilarang Naik Kendaraan Pribadi Ke Kantor. Apa Alasannya?

Pegawai Pemkot Semarang ramai-ramai mengendarai angkot atau ojek daring saat berangkat ke kantor, Rabu (6/7/2022).

Editor: rika irawati
TRIBUN BANYUMAS/BUDI SUSANTO
Aktivitas beberapa orang di areal Gedung Balai Kota Semarang, Jumat (6/8/2021) sore. Hari ini, Rabu (6/7/2022), pegawai di Balai Kota Semarang dilarang mengendarai kendaraan pribadi untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Tahun 2022. Kebijakan ini berlaku setiap Rabu selama bulan Juli 2022. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ramai-ramai mengendarai angkutan kota (angkot) atau ojek daring (ojol) saat berangkat ke kantor, Rabu (6/7/2022).

Hari ini, mereka memang dilarang mengendarai transportasi pribadi dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Tahun 2022.

Kebijakan ini berlaku bagi seluruh pegawai Pemerintah Kota Semarang, pimpinan, manajemen, dan pegawai di lokasi usaha dan/atau kegiatan di Kota Semarang.

Aturan ini berlaku setiap hari Rabu selama bulan Juli 2022, dan dimulai hari ini.

Para pegawai disarankan beralih ke sepeda, kendaraan umum, dan kendaraan online.

Pantauan di lapangan, beberapa pegawai di Kota Semarang sudah terlihat mengendarai transportasi umum seperti angkot, bus, dan transportasi online.

Baca juga: 56 Warga Binaan Lapas Semarang Terima Asimilasi, Nuswan: Alhamdulillah Bisa Kumpul Keluarga Lagi

Baca juga: Alhamdulillah, Dana Transportasi Ketua RT dan RW di Kota Semarang Naik Rp 150 Ribu Mulai 2023

Satu di antaranya, Kepala Dinas Pertanian (Kadispertan) Kota Semarang Hernowo Budi Luhur yang memilih menggunakan transportasi online atau ojek online (ojol) lantaran lebih efisien.

"Kebetulan, saya hanya satu orang jadi lebih enak pakai ojol," kata Hernowo saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Menurutnya, kewajiban tidak mengendarai transportasi pribadi adalah pengalaman penting.

Dia berharap, lewat program tersebut, polusi asap kendaraan di Kota Semarang dapat berkurang.

"Ini juga bisa mengurangi kemacetan," kata dia.

Hernowo menceritakan, pegawai di lingkungan Dispertan Kota Semarang cukup antusias dengan program tersebut.

Beberapa pegawai juga naik angkot hingga kantor.

"Tadi, banyak yang pakai angkot. Mereka senang dan antusias," ucapnya.

Selain untuk kesehatan lingkungan, dengan menggunakan transportasi umum akan membuat roda perekonomian di Kota Semarang semakin baik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved