Berita Banyumas
Gula Rempah Jadi Andalan Bisnis Warga Ketanda Banyumas, Dijual hingga Hong Kong
Gula rempah menjadi produk unggulan warga Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
Menurut Muslihun, rempah-rempah tersebut dipilih karena memiliki khasiat baik untuk tubuh, di antaranya menjaga ketahanan tubuh.
Gula rempah juga baik karena memiliki kadar glukosa rendah dibandingkan gula pasir.
Untuk membuat gula rempah, setidaknya, Muslihun butuh waktu lima jam sekali produksi.
Alat masak yang digunakan masih tradisional tetapi sudah dimodifikasi agar kualitas gula rempah tetap terjaga.
Muslihun menceritakan, proses pembuatan gula rempah dimulai dari merebus air nira yang dipanen dari pohon.
Proses perebusan itu dilakukan bersama daun sirsak, kayu manis, dan serai.
Kemudian, diberi sari jahe dan kunir putih yang sudah diparut.
"Untuk perbandingannya, 1 kilogram bahan gula (air nira) itu menggunakan 1,5 kilogram jahe," jelas Muslihun, Minggu (3/7/2022).
Baca juga: Toko London Kebondalem Banyumas Terbakar, Asap Tebal yang Membumbung Bikin Warga Geger
Baca juga: Warga Gerduren Banyumas Bangkit dari Dampak Pandemi Lewat Budi Daya Ikan Lele Bantuan Pemprov Jateng
Selama proses memasak itu, Muslihun mengatakan, adonan perlu diaduk hingga bahan menjadi gula kental.
Setelah itu, bahan gula diulek di atas wajan agar kadar air berkurang.
Dari sini, proses pembuatan gula rempah belum selesai, Muslihun harus menyangrai dan mengayak hingga gula yang dihasilkan lembut dan siap dikemas.
"Gula rempah ini dapat bertahan hingga 6 bulan bila di sangrai. Tapi, kalau dioven, bisa sampai 1 tahun," katanya.
Gula rempah buatan KUB Sari Rempah dibanderol Rp 15.000 per bungkus.
Dari usaha ini, mereka bisa mengantongi omzet hingga Rp 20 juta per bulan.
Gula rempah Sari Rempah ini menjadi produk unggulan Desa Ketanda yang sudah bersertifikat halal.