Berita Banyumas
Berawal dari Temuan di Sungai, Pemuda di Binangun Banyumas Sukses Budi Dayakan Lobster Air Tawar
Desa Binangun, Kecamatan Banyumas, menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Banyumas, yang sukses mengembangkan lobster air tawar.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Desa Binangun, Kecamatan Banyumas, menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Banyumas, yang sukses mengembangkan lobster air tawar.
Padahal, usaha yang dibangun mulai tahun 2014 itu berawal dari ketidaksengajaan.
Ketua Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Teman Sejati Kaeli Alatas mengatakan, budi daya lobster air tawar ini bermula saat dia menemukan lobster kecil di sungai.
Lobster kecil itu kemudian dia bawa pulang dan ditempatkan di dalam kolam ikan gurame.
"Dulu, saya nemu di sungai, tiga lobster ukurannya masih kecil. Saya iseng memasukan ke dalam kolam gurame."
"Saat panen gurame, saya terkejut, ternyata banyak lobsternya," jelasnya saat ditemui Tribunbanyumas.com, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Lolos Passing Grade tapi Belum Diangkat, Ribuan Guru Honorer Banyumas Minta Formasi PPPK Diperbanyak
Baca juga: Banjir di Lumbir Banyumas Akibatkan Arus Lalu Lintas Bandung-Banyumas Tersendat
Baca juga: Libur Sekolah Tiba, 7 Tempat Wisata di Banyumas Ini Wajib Dikunjungi
Baca juga: Ribuan Pesepeda Meriahkan Milad Ke-57 UMP Banyumas, Rektor: Ajang Silaturahim dan Promosi Purwokerto
Seiring berjalannya waktu, Kaeli memutuskan fokus membudidayakan lobster air tawar.
Apalagi, perawatannya mudah. Selain itu, belum ada orang di wilayah Kaeli yang membudidayakan lobster air tawar.
Kaeli mengatakan, pemeliharaan lobster air tawar tidak perlu tempat khusus ataupun perlakuan khusus untuk berkembangbiak. Sehingga, mudah dibudidayakan.
Mudahnya membudidayakan lobster air tawar juga tengah dibuktikan Pendamping UEP Teman Sejati, Bambang Edi Sunarto.
Bambang menempatkan lobster air tawar di kolam terpal di dekat rumah.
Jika nantinya berhasil, dia akan mengajak masyarakat sekitar untuk membudidayakan lobster air tawar.
"Saya ingin membuktikan kepercayaan orang sini, katanya lobster air tawar tidak bisa dibudidayakan di terpal," katanya.
Setelah mencoba beberapa bulan, ternyata, lobster dapat berkembangbiak di kolam terpal dan tidak ada kendala berat dalam proses pertumbuhannya.
"Yang di terpal, dari awal, ada 30 indukan jantan dan betina, sekarang, setelah beberapa bulan, sudah ada 300 ekor lebih," ungkapnya.
Saat ini, UEP Teman Sejati memiliki sembilan kolam berukuran sedang hingga besar, dengan total 60.000 lobster yang dibudidayakan.
Terdapat tiga jenis kolam untuk mengembangkan budidaya lobster air tawar ini. Setiap kolam memiliki fungsi masing-masing.
Kolam pertama, berukuran sedang sekitar 5x2,5 meter, untuk pembenihan yang dibuat dari bahan terpal.
Setelah itu, akan dipindahkan ke dalam kolam pembesaran setelah pembibitan.
Dalam kolam ini, akan dilakukan pembesaran dari ukuran 3-7 sentimeter.
Nantinya, untuk pertumbuhan lebih maksimal, lobster dari kolam kedua, akan dipindahkan ke dalam kolam berukuran besar atau pada kolam tanah, hingga panen.
"Siap panen itu ukuran beratnya mencapai 1 kilogram," kata Kaeli.
Baca juga: DPD PAN Kabupaten Pekalongan Bakal Usulkan 4 Nama Capres untuk Pemilu 2024, Ada Ganjar dan Anies
Baca juga: Pelatih Legendaris asal Semarang Buka Kursus Pelatih dan Wadah Berbagi Ilmu Antar-Pelatih, Berminat?
Baca juga: Rotasi Pemain Pelatih Sergio di Piala Presiden Berjalan Sempurna? Ini Kata CEO PSIS Semarang
Baca juga: Mie Bagi Pecinta Makanan Pedas di Lebaksiu Tegal: Mie Jebier, Harga Mulai Rp 6 Ribu
Pemberian makan dilakukan setiap tiga hari sekali.
Untuk lobster berukuran kecil, Kakeli memberi tauge dan cacing.
Sementara, lobster berukuran besar, diberi makan talas yang dipotong-potong.
Untuk membersihkan kolam dari residu, Kaeli menempatkan ikan molly berukuran kecil.
Ikan molly inilah yang akan menghabiskan sisa makanan dan mengurangi bau dari kolam, yang dapat membuat lobster mati.
Proses pemeliharaan lobster, dikatakan Kaeli, juga dipengaruhi cuaca.
Saat kemarau, penggantian air kolam dilakukan lebih sering.
Alasannya, kemarau membuat air kolam lebih cepat berkurang dan membuat sisa makanan mudah mengendap.
Lain halnya saat musim hujan, durasi penggantian air kolam akan lebih jarang karena sirkulasi air akan bertambah terus dengan air hujan, tanpa harus diganti.
"Yang penting, air sudah keruh dan ada endapan-endapan, segera diganti. Biasanya, tidak sampai bersih sekali karena lobster akan stres karena suhu air yang sangat berbeda dengan sebelumnya," jelas Bambang.
Bambang mengatakan, budi daya lobster air tawar lebih menguntungkan dibanding lobster laut.
Dikatakannya, harga jual lobster air tawar lebih mahal lantaran dianggap lebih rendah kolesterol.
"Dipercaya, kolestrol lebih rendah. Biasanya, ada yang alergi bila makan lobster laut."
"Tapi, saya sudah membuktikan sendiri, saya tidak merasa gatal-gatal padahal saya juga punya alergi demikian," ungkapnya.
Saat ini, hasil budi daya lobster air tawar dari UEP Teman Sejati belum sepenuhnya dijual untuk konsumsi.
Mereka masih fokus dalam pengembangbiakan.
"Ada yang beli untuk konsumsi, diambil setiap dua pekan sekali. Paling, sekali ambil, 2-3 kilogram."
"Dijual untuk bibit ada juga, biasanya yang indukan ukuran 5-7 sentimeter," tambahnya.
Nantinya UEP Teman Sejati akan terus mengembangkan usaha ini ke ranah kuliner berbahan dasar lobster.
Persiapan untuk ini pun sudah dimulai, lewat menyiapkan kedai olahan lobster yang sudah terkenal di kalangan pejabat Banyumas. (*)