Berita Banyumas
Nasi Rames Sorjem Katem Kini Digandrungi Anak Muda Banyumas, Berada di Dekat Stasiun Purwokerto
Keberadaan penjual nasi rames di bawah jembatan di dekat Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, tak asing bagi warga yang sering melintasi jalur ini.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Keberadaan penjual nasi rames di bawah jembatan di dekat Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, tak asing bagi warga yang sering melintasi jalur ini.
Orang-orang menyebut dan mengenalnya sebagai pedagang 'sorjem' atau 'ngisor jembatan' (bawah jembatan).
Jembatan yang berada di dekat Stasiun Purwokerto ini menjadi salah satu saksi pembangunan stasiun bagian dari wilayah kerja PT KAI Daop 5.
Pada jembatan tertulis angka tahun 1967 yang menunjukan tahun jembatan dibangun.
Jembatan tersebut merupakan akses penghubung warga dari arah perkotaan Purwokerto menuju pemukiman di Kelurahan Kober, dan sebaliknya.
Namun, jauh sebelum jembatan itu dibangun, kawasan ini telah dipadati pedagang makanan.
Satu di antaranya, Katem, pedagang nasi rames yang berjualan mulai 1950.
Setelah jembatan selesai dibangun, para pedagang tersebut berjualan di bawah jembatan.
Sejak Katem meninggal, usaha nasi rames di bawah jembatan diteruskan sang anak, Darsini (50).
"Awal mula, ibu saya yang jualan sini. Dulu, banyak sekali pedagang jualan sekitar sini."
"Memang sudah nyaman berjualan. Kalau dulu, penumpang biasanya pada jajan dan makan dulu sebelum berangkat (naik kereta) jadi ramai," kata Darsini kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Alat Musik Khas Banyumas Gandalia Terancam Punah, Pemain Mahir di Tambaknegara Tinggal 4 Orang
Baca juga: Tangis Haru Keluarga Bertemu Siti di Banyumas, Pencarian 16 Tahun Membuahkan Hasil
Baca juga: Razia Kamar Warga Binaan Lapas Purwokerto Banyumas, Petugas Temukan Gunting hingga Lem
Baca juga: Sepekan Operasi Patuh Candi 2022, Polresta Banyumas Tilang 2.500 Pengendara. Mayoritas Pemotor
Dibantu suami, Darsini biasanya membuka lapak dagangan sejak pagi pukul 07.00 WIB.
Menjelang sore, sekitar pukul 15.00 WIB, gantian anaknya yang meneruskan membuka lapak.
Sang anak berjualan hingga malam hari.
Darsini mengatakan, menu yang disajikan tak pernah berubah sejak awal buka, yakni nasi dengan sayur oseng tempe, dipadu mi, dan lauk mendoan atau bakwan.