Berita Bisnis

Siap-siap! Harga Telur Ayam dan Mi Instan Berpotensi Naik Gara-gara India Larang Ekspor Gandum

Harga mi instan dan telur ayam di Indonesia diperkirakan naik pascakebijakan India yang resmi melarang ekspor gandum, Sabtu (14/5/2022).

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Dok Badan Karantina Tumbuhan Cilacap
ILUSTRASI. Petugas Karantina Tumbuhan Mujiyanto memeriksa gandum impor dari Australia di atas palka kapal MV Sea Libra, di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Selasa (22/3/2022). Pemeriksaaan dilakukan untuk memastikan gandum tersebut steril dari hama gudang Sitophilus granarius. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Harga mi instan dan telur ayam di Indonesia diperkirakan naik pascakebijakan India yang resmi melarang ekspor gandum, Sabtu (14/5/2022).

India mengeluarkan kebijakan tersebut sebagai imbas gelombang panas yang melanda negeri tersebut, beberapa waktu terakhir.

Akibat gelombang panas, produksi gandum di India tersendat dan membuat harga domestik melonjak ke level tertinggi sepanjang masa.

Padahal, pekan ini, India baru saja menargetkan eskpor gandum sebesar 10 juta ton untuk 2022, rekor tertinggi negara itu.

Baca juga: 32,8 Ribu Ton Gandum asal Australia Masuk Lewat Pelabuhan Cilacap, Langsung Dicek Petugas Karantina

Baca juga: Anak Kos, Siap-siap! Konflik Rusia-Ukraina Dapat Memicu Kenaikan Harga Mi Instan. Ini Penjelasannya

Baca juga: Pantauan Ganjar di Pasar Tradisional Setelah Lebaran: Harga Masih Fluktuatif, Minyak Goreng Melimpah

India tercatat sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah China, dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton.

Lantas, apa dampak larangan ekspor gandum India bagi Indonesia?

Ancaman stabilitas pangan dalam negeri

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, Indonesia mengimpor 11,7 juta gandum setiap tahunnya, atau setara 3,45 miliar dollar AS.

Tahun ini, angka impor tersebut mengalami kenaikan 31,6 persen dari tahun lalu.

"Jadi, kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan dalam negeri," kata Bhima kepada Kompas.com, Sabtu (14/5/2022).

Apalagi, inflasi yang mulai naik dikhawatirkan akan menambah garis kemiskinan.

Ia menjelaskan, larangan ekspor gandum India ini tentu akan berdampak pada harga di pasar internasional yang sebelumnya telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir.

Dengan kondisi ini, imbas inflasi pangan akan menekan daya beli masyarakat.

"Contohnya, tepung terigu, mi instan sangat butuh gandum dan Indonesia tidak bisa memproduksi gandum," jelas dia.

"Banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi," tambah dia.

Ancaman naiknya harga sejumlah komoditas

Selain itu, pelarangan ekspor gandum mengancam pasokan global yang sebelumnya telah turun akibat invasi Rusia.

Hal tersebut tentu akan berimbas pada keberlanjutan usaha yang membutuhkan gandum.

Karenanya, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum.

"Ini harusnya menjadi kesempatan bagi alternatif bahan baku selain gandum seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Pastikan Perayaan Waisak Aman, Polres Pemalang Turunkan Anjing Pelacak Cek Vihara Parama Maitreya

Baca juga: Pura-pura Sediakan Jasa Travel, Tiga Warga Sumpiuh Banyumas Rampok Penumpang dari Tegal

Baca juga: Terkendala Pembatasan Umur, 204 Calon Jemaah Haji Cilacap Gagal Berangkat ke Tanah Suci Tahun Ini

Baca juga: Laga Hidup Mati! Lawan Myanmar, Timnas Indonesia Minimal Main Seri untuk Lolos Empat Besar SEA Games

Ia menjelaskan, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum juga berpotensi akan menyebabkan harga daging dan telur naik.

Untuk itu, ia berharap agar pemerintah mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India.

Pengusaha di sektor makanan dan minuman, serta pelaku usaha ternak juga perlu berkoordinasi untuk mencari jalan keluar bersama dengan pemerintah.

"Sekarang harus dihitung berapa stok gandum di tanah air dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat," kata dia.

"Bukan tidak mungkin, Pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India merugikan konsumen dan industri di Indonesia," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Larangan Ekspor Gandum India, Harga Mi Instan hingga Telur Berpotensi Naik".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved