Berita Internasional
Pejabat Ukraina Hadiri Misa Malam Paskah, Paus Fransiskus: Keberanian Kami Menemanimu
Paus Fransiskus mengutuk kekejaman perang di Ukraina dalam Misa Malam Paskah, Sabtu (16/4/2022).
TRIBUNBANYUMAS.COM, VATICAN CITY - Paus Fransiskus mengutuk kekejaman perang di Ukraina dalam Misa Malam Paskah, Sabtu (16/4/2022).
Misa Malam Paskah tersebut dihadiri Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol, Ukraina, yang ditahan oleh pasukan Rusia bulan lalu dan kemudian dibebaskan dalam pertukaran tahanan.
Paus Fransiskus tidak memimpin Misa Malam Paskah kali ini.
Hal itu kemungkinan terjadi karena sakit kaki yang memaksanya untuk membatasi kegiatan.
Kardinal Italia Giovanni Battista Re menggantikan paus sebagai selebran utama dalam kebaktian itu, yang melibatkan prosesi dalam kegelapan total di bagian tengah gereja terbesar Susunan Kristen.
Baca juga: 210 Personel Gabungan Amankan Perayaan Paskah di Cilacap, Berjaga di Seluruh Gereja
Baca juga: Gunakan Telur Paskah, Warga Myanmar Terus Serukan Penolakan Junta Militer
Baca juga: Filipina Dilanda Badai Tropis Megi, 167 Orang Tewas dan 110 Orang Masih Hilang
Paus duduk di depan Basilika Santo Petrus di kursi putih besar di samping, tampak waspada dan berdiri selama pembacaan Injil.
Dilansir dari Reuters, Paus Fransiskus membaca homilinya sambil duduk tetapi dengan suara normalnya dan kemudian bangkit untuk membaptis tujuh orang dewasa yang masuk Katolik.
Paus membacakan teks yang disiapkan, terkait kehadiran Fedorov, keluarganya, dan tiga anggota parlemen Ukraina yang duduk di depan.
Dia berbicara tentang "kegelapan perang, kekejaman".
"Kami semua berdoa untukmu dan bersamamu. Kami berdoa karena ada begitu banyak penderitaan. Kami hanya bisa menemanimu, doa kami dan berkata kepadamu 'keberanian kami menemanimu'," kata Paus.
Dia mengakhiri dengan mengatakan "Kristus telah bangkit" dalam bahasa Ukraina.
Vatikan mengatakan, Paus bertemu secara pribadi dengan delegasi Ukraina sebelum Misa.
Paus menderita linu panggul yang menyebabkan nyeri pada satu kaki dan membuat dia pincang.
Hal ini dimungkinkan membuat dia tak bisa memimpin misa yang dihadiri 5.500 orang itu karena membutuhkan waktu lama berdiri selama nyanyian dan pembacaan Injil, juga berlutut di altar.