Berita Banyumas
Berdiri Sejak 1980, Bioskop Rajawali Purwokerto Terus Eksis Menjawab Tantangan Zaman dan Krismon
Bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya, khususnya Purwokerto, pasti tidak asing dengan keberadaan bioskop Rawajali.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
Meskipun terlihat tua, tapi Gedung bioskop Rajawali sangat terawat.
Tidak ada sama sekali cerita horor yang ditemui para karyawan dan semua bekerja sebagaimana mestinya.
Baca juga: Warsidi, Mantan Bek Tangguh Timnas Asal Welahan Jepara
Baca juga: Mantan Menteri Kesehatan Terawan Dipecat dari IDI dalam Muktamar di Aceh, Ini Lima Poin Alasannya
Baca juga: Satpol PP Purbalingga Sita 161 Botol Miras, Diamankan dari Lima Lokasi saat Razia Pekat
Baca juga: Besok, 44 Desa di Cilacap Gelar Pilkades Serentak. Dijaga 1.633 Personel Gabungan
Rawajali sebenarnya bukan satu-satunya bioskop di Purwokerto.
Sekira tahun 1980-an, ada kurang lebih tujuh bioskop, di antaranya bioskop Presiden, Kamandaka, Srimaya, Nusantara, Garuda, dan Rajawali.
Namun, krisis moneter (krismon) pada 1998 membuat satu per satu bioskop tersebut bertumbangan.
Hingga akhirnya, saat ini, bioskop Rajawali yang mampu bertahan.
Eny mengatakan, hal itu tidak lepas dari kegigihan pemilik usaha, yaitu almarhum Hendro Budiono, yang kekeuh mempertahankan karyawan dan bioskop.
"Saya, kalau mau cerita tentang beliau, suka sedih karena beliau pernah berkata, seandainya Rajawali tutup, mau kerja apa (pegawai) dan dia sangat mengayomi."
"Ini sudah seperti bioskop keluarga, ada tiga orang yang merintis, dan keluarga semua," katanya.
Eny bercerita, banyak kenangan bekerja di Rawajali.
"Kalau sekarang dikelola oleh Edy sujono, anak alm Hendro."
"Ke depan, ada rencana pengembangan mungkin memperbaiki bagian depan dan sudah terlihat terawat dan tapi bertahap," imbuhnya. (Tribunbanyumas/jti)