Berita Jateng
Ganjar Minta Seluruh Daerah Replikasi Program Pengentasan Kemiskinan Satu OPD Satu Desa Dampingan
Program Maju Bareng yang dimaksud Ganjar adalah program Satu OPD Satu Desa Dampingan.
Penulis: hermawan Endra | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG- Pengentasan kemiskinan menjadi pekerjaan rumah yang masih harus dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Untuk itu, Gubernur Ganjar Pranowo berharap Program Maju Bareng direplikasi menyeluruh di kabupaten kota.
Hal itu disampaikan Ganjar saat memberi pengarahan dalam Rapat Evaluasi dan Koordinasi Desa Dampingan 2022, secara daring, Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Sidang Kasus Korupsi Bupati Nonaktif Banjarnegara: Kisah Sopir yang Ditunjuk Jadi Direktur
Program Maju Bareng yang dimaksud Ganjar adalah program Satu OPD Satu Desa Dampingan.
OPD yang dimaksud yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antara lain dinas atau badan.
"Kalau kekuatan yang dari kedinasan, saya kira tinggal jalan saja.
Replikasi-replikasi menurut saya bisa kita lakukan sebagai satu contoh," kata Ganjar.
Baca juga: Kapolres Banjarnegara Jemput Nuzailla, Bocah 17 Bulan Penderita Tumor Mata Sebesar Bola Tenis
Replikasi program Satu OPD Satu Desa Dampingan, menurut Ganjar, akan baik dilakukan pemerintah daerah yang memiliki peta lebih jelas mana daerah kategori merah, kuning dan hijau.
Sehingga, target menggeser desa dari merah ke kuning, kemudian kuning menjadi hijau akan cepat tercapai.
"Semua terlibat, pasti akan membikin satu cerita bagus.
Petanya bisa masuk ke peta desa yang miskin mana, itu target yang diambil, diletakan program, dan didampingi sampai ada hasil.
Ini yang jadi PR (pekerjaan rumah) besar kita karena kerja kita mesti bersama-sama," ujarnya.
Baca juga: Update Kasus Mutilasi Wanita Lansia di Tegal: Anjing Pelacak Dikerahkan Cari Anggota Tubuh Lain
Ganjar mengatakan, model pengentasan kemiskinan di Jateng ini bisa diintegrasikan pada daerah yang masuk prioritas pemerintah pusat terkait Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PKE).
"Treatment kita yang paling berbeda di seluruh indonesia, karena tidak hanya diberikan top-up Rp 300 ribu saja.
Tapi kemudian ada gerakan gotong royong, spirit yang bagus sekali yang bisa kita berikan kepada mereka," ujar Ganjar.
Baca juga: Banjir Melanda Sebagian Wilayah Klaten, Umbul Ponggok dan Umbul Besuki Sempat Meluap
Dari gerakan itu pula, Ganjar menyebut banyak yang ingin turut serta membantu.
Salah satunya dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang menghubungi Ganjar langsung dan ingin membantu terkait air bersih.
"Ini sesuatu yang sangat membahagiakan dan beberapa perusahaan, meski belum optimal ya ayo kita 'jawil' (sentuh) dengan CSR-nya.
Dan kita kerahkan untuk jadi satu, itu menurut saya akan jadi sesuatu yang sangat bisa efektif untuk kita gerakkan," tegas Ganjar.
Baca juga: Terserang DB, Cucu Presiden Jokowi La Lembah Manah Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Sebanyak 172 desa di Jawa Tengah mendapat pendampingan sejak 2019.
Setidaknya ada 48 OPD yang terlibat.
Pendampingan dilakukan dengan berbagai program.
Mulai dari pemberdayaan, RTLH, Jambanisasi dan lainnya.
Sementara, hasil evaluasi capaian terhadap 114 Desa Dampingan 2019-2020 dengan membandingkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Januari dan Oktober 2020, diperoleh hasil bahwa secara total terdapat penurunan jumlah Anggota Rumah Tangga Miskin (ART) dari 404.885 ART menjadi 400.624 ART atau penurunan sebanyak 4.261 orang miskin.(*)
Baca juga: Anggota PSHT Banyumas Geruduk Sekretariat Sakti, Seorang Kapolsek Terluka dan 181 Orang Diamankan