Berita Cilacap
Perajin Tahu di Cilacap Ogah Ikut Mogok, Terpaksa Kurangi Ukuran: Kasihan Karyawan
Pelaku usaha tahu di Cilacap tetap memproduksi tahu meski sejumlah perajin tahu di berbagai daerah di Indonesia memilih mogok.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP- Sejumlah perajin memproduksi tahu berbahan dasar kedelai impor di Desa Kamulyan, Bantarsari, Cilacap.
Pelaku usaha tahu di Cilacap tetap memproduksi tahu meski sejumlah perajin tahu di berbagai daerah di Indonesia memilih mogok.
Mandeknya produksi tahu para perajin karena dampak harga kedelai impor asal Amerika Serikat naik hingga Rp11.150 perkiloram.
Misalnya, Mad Suparjo (53), perajin tahu Desa Kamulyan, Bantarsari.
Baca juga: Libur Panjang, Lonjakan Penumpang Terjadi di Terminal Karangpucung Cilacap
Ia menuturkan, selama 10 tahun memproduksi tahu baru kali ini harga kedelai tinggi.
Dengan naiknya harga kedelai tentu sangat memberatkan bagi dirinya lantaran mengurangi pendapatan.
"Susah sekali.
Harga kedelai tinggi otomatis mengurangi pendapatan saya, karena sekarang produksi juga dikurangi," jelas Suparjo, Senin (28/2/2022).
Baca juga: Melasti, Puluhan Umat Hindu Banyumas Sembahyang di Curug Gemawang Somagede Banyumas
Dalam sehari, biasanya Suparjo dapat menghabiskan 3 kuintal kedelai untuk produksi, namun saat ini ia hanya menghabiskan 2 kuintal saja.
Suparjo menuturkan, bahwa dirinya terpaksa mengecilkan ukuran tahu produksinya agar bisa memiliki pendapatan lebih.
"Biasanya kalau 1 papan itu ada 350 potong, sekarang kita kecilin ukurannya jadi 1 papan dapet 400 potong.
Ya gimana lagi kalau ngga dikecilin kita nggak dapat sisa (untung)," kata Suparjo.
Baca juga: Lansia Ditemukan Meninggal Dunia Di Aliran Sungai Beji Cilacap
Mengenai harga jual dirinya sama sekali tidak menaikannya.
Lantaran menurutnya pembeli belum siap dengan adanya perubahan harga.
Suparjo menjual tahu seharga Rp 1.500 perbungkusnya dengan isi 7 biji.