Berita Banyumas
Minyak Goreng Langka, Bupati dan Kapolreta Banyumas Sidak, Ini Hasilnya
Setelah mendatangi toko modern dan agen penjualan minyak goreng dirinya menyimpulkan faktor utama kelangkaan yakni karena pasokan minyak goreng kurang
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS- Kelangkaan minyak goreng menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Masyarakat kesulitan membeli minyak goreng baik di pasar modern ataupun pasar tradisional.
Meski pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berulangkali berjanji bahwa pasokan minyak murah aman dan bisa tersedia di pasar, realita di lapangan menunjukan sebaliknya.
Bahkan, rak yang biasanya menampung minyak goreng, kini lebih sering kosong.
Rak minyak goreng kini lebih sering diisi produk minyak impor.
Bahkan, di satu toko swalayan di Purwokerto Banyumas, untuk mendapatkan minyak goreng, warga harus berebut dan saling dorong.
Padahal, saat ini kasus pandemi covid sedang kembali naik.
Saling berebut untuk mendapatkan minyak goreng berisiko terjadi penularan covid.
Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng di Banyumas, Warga Saling Dorong dan Berebut
Baca juga: Dua Penjual Minyak Goreng Palsu di Kudus Ditangkap Jajaran Polda Jateng
Baca juga: Pelaku UMKM Makanan di Banyumas Menjerit, Minyak Goreng Murah Langka. Berharap Harga Kembali Stabil
Merespon kondisi tersebut, Bupati Banyumas, Achmad Husein dan sejumlah unsur Forkompimda sidak ke sejumlah agen dan toko modern, Sabtu (19/2/2022).
Setelah mendatangi toko modern dan agen penjualan minyak goreng dirinya menyimpulkan faktor utama kelangkaan yakni karena pasokan minyak goreng kurang.
"Jumlah materi minyak gorengnya yang memang kurang.
Minyaknya ada tapi dibatasi.
Kami akan panggil semua agen dan distributor untuk rapat dan membahas permasalahan pastinya," kata Husein kepada Tribunbanyumas.com.
Ia mengatakan bahwa kebutuhan minyak goreng di Banyumas kurang lebih 5.000 liter per hari.
"Contoh kalau misalkan berdasarkan data ternyata suplai cuma 3.000 liter berarti kurang 2.000 liter," imbuhnya.
Seorang penjual grosir minyak goreng di Jalan DI Panjaitan Purwokerto, Dani Alexander (30) menuturkan terpaksa membatasi penjualan minyak goreng.
Ia mengaku pasokan minyak goreng dari distributor sangat sulit.
Terakhir kali dikirim dari distributor minyak goreng pada Januari yang lalu.
"Biasanya seminggu sekali ada.
Ini sedang langka.
Cara menyiasati adalah dengan menggunakan batasan dan saya membatasi 100 karton per hari.
Satu karton isinya 12 liter, dan saya kira itu cukup untuk rumah tangga dan kebetulan saya hanya jualan merk Rose Brand," katanya.
Ia mengatakan memang untuk permintaan sangat tinggi sehingga perlu adanya pembatasan supaya tidak terjadi panic buying.
Baca juga: Wagub Gus Yasin Dialog dengan Warga Wadas Purwerojo: Anak-Anak Sudah Ceria
Baca juga: Setiap Kali ke Purbalingga, Ganjar Selalu Kunjungi Ponpes Ini, Milik Ulama Besar
Baca juga: Bupati Kendal Dico Ganinduto Terpapar Covid-19, Sampaikan Pesan Ini ke Masyarakat
Sementara itu, Humas Promosi Moro Swalayan, Adi Putranto mengatakan, karena pasokan yang terbatas dia hanya mengeluarkan minyak pada jam-jam tertentu.
"Dikeluarkan jam-jam tertentu yaitu pagi siang dan malam, dan rata-rata adalah 200 karton persesinya atau kurang lebih 600 liter per sesi.
Dan ada pembatasan pembelian satu orang dua liter," ungkapnya.
Kapolresta Banyumas, Kombes Edi Suranta Sitepu menuturkan, belum ditemukan adanya kasus oknum yang menimbun minyak.
"Belum ditemukan laporan penimbunan minyak goreng, tapi kita terus berkoordinasi dengan Disperindag untuk sama-sama mengawasi peredaran minyak di Banyumas," ucap pria yang pernah menjabat Kapolres Klaten ini.(*)