Berita Banyumas

Pelaku UMKM Makanan di Banyumas Menjerit, Minyak Goreng Murah Langka. Berharap Harga Kembali Stabil

Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Banyumas mengeluhkan kelangkaan minyak goreng harga murah di wilayah tersebut.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kue tambang di Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, saat produksi, Kamis (17/2/2022). Mereka mengeluhkan kelangkanaan minyak goreng harga murah. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Banyumas mengeluhkan kelangkaan minyak goreng harga murah di wilayah tersebut.

Untuk mengurangi kerugian, mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi, alih-alih menaikkan harga untuk konsumen.

Beberapa pelaku UMKM yang paling terdampak adalah produsen kue tambang dan tahu goreng di Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Seperti diketahui, sektor usaha ini sangat mengandalkan minyak goreng.

Pengrajin kue tambang, Fikri S (40), mengatakan, kelangkaan minyak goreng sangat berdampak pada proses produksi.

"Dari yang mulanya membuat 75 kilogram kini menjadi 50 kilogram. Saya tidak berani mengecilkan ukuran, takut kehilangan pelanggan."

"Saya berharap, pemerintah menyetabilkan harga bahan baku serta pengadaan minyak goreng," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Cegah Covid di Pasar, Disperindag Banyumas Ingatkan Pedagang dan Pembeli Perketat Prokes

Baca juga: Tak Mau Tanggapi Wacana Provinsi Banyumasan, DPRD Banyumas Fokus Kawal Pemekaran Kabupaten

Baca juga: Tak Setuju JHT Baru Bisa Cair Umur 56 Tahun, Buruh Banyumas: Umur Tidak Ada yang Tahu

Baca juga: Lokasi Relokasi Jauh, 5 KK di Tepi Sungai Pelus Arcawinangun Banyumas Tolak Pindah Rumah

Sementara itu, produsen tahu goreng, Ratno, mengatakan, ia terpaksa mengurangi jumlah tahu per bungkus.

"Untuk mengurangi kerugian, saya mengurangi isi per bungkus, dari delapan menjadi enam, meski peminatnya kurang."

"Saya juga mengurangi produksi dari 40 kilogram menjadi 30 kilogram," ungkapnya.

Ratno berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan untuk menyetabilkan harga minyak di pasaran.

Selain minyak goreng, dia juga meminta pemerintah mengoreksi harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe. (Tribunbanyumas/jti)

Baca juga: 6 Warganya Meninggal Akibat DBD, Ini yang Dilakukan DKK Karanganyar

Baca juga: Komplotan Pencuri Uang Nasabah di ATM Dibekuk Polda Jateng, 1,5 Bulan Gasak Rp 113,9 Juta

Baca juga: Permintaan 3 Bupati Soal Peningkatan Jalan Baturraden-Serang-Belik, Ganjar Tak Keberatan

Baca juga: Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Divonis 3,5 Tahun Penjara, Tuntutan 4 Tahun 2 Bulan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved