Berita Banyumas

PWI Banyumas Gandeng Unwiku dan Pemkab Selamatkan Tanaman Endemik Kantong Semar Gunung Slamet

PWI dan Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Unwiku Purwokerto menanam kantong semar peringati HPN, Sabtu (12/2/2022).

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas bersama Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma (Unwiku) Purwokerto, menanam kantong semar (Nephentes adrianii) di Baturraden Adventure Forest (BAF), Sabtu (12/2/2022).

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN), yang berlangsung sejak Jumat (11/2/2022).

Sebelum penanaman kantong semar, PWI menggelar diskusi terkait konservasi di Gunung Slamet.

Acara tersebut juga didukung penuh di antaranya Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), Kantor BI Purwokerto, dan BAF.

Penanaman tanaman endemik Gunung Slamet itu juga dilakukan bersama Bupati Banyumas Achmad Husein, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Rony Hartawan, serta pejabat lain.

Mereka ikut menanam Nephentes adrianii di lereng Gunung Slamet, selatan kawasan BAF.

Baca juga: Mulai Langka, Tanaman Kantong Semar Gunung Slamet Kini Dibudidayakan di Greenhouse di Banyumas

Baca juga: Pendaki Temukan Bongkahan Es di Puncak Gunung Slamet Purbalingga, Petugas: Terjadi Cuaca Ekstrem

Baca juga: Mengenal Tokoh Pers Nasional Asal Tegal Berjuluk Penulis Seribu Wajah, Tan Hong Boen

Pegiat konservasi kantong semar dari Mahupa Unwiku, Rizki Nurzamali, mengatakan, status Nephentes adrianii masuk dalam kategori langka.

Status kelangkaan species Nepenthes Adriani termasuk dalam Convention on International Trade of Endangered Species (CITES) terdapat apendiks I dan II yaitu tanaman ini tergolong hampir punah dan langka.

"Tanaman ini masuk dalam kategori dilindungi sehingga perlu ada pelestarian."

"Apalagi, untuk spesies ini, di alam, hanya tersisa sekitar 2.600 saja, kebanyakan di lereng Gunung Slamet," ujar Rizki kepada Tribunbanyumas.com.

Menurutnya, ancaman terbesar dari pelestarian kantong semar adalah dicuri orang-orang tidak bertanggung jawab.

Pasalnya, jenis kantong semar ini juga banyak diperjualbelikan di market place dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per tanaman.

"Atas kondisi seperti inilah, kami difasilitasi BAF, membuat tempat pengembangbiakan kantong semar."

"Kami melakukan perbanyakan dan dari sekitar 300 tanaman, ada 50-an tanaman yang mati."

"Selebihnya, jika sudah cukup besar, kami kembalikan ke alam," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved