Berita Pendidikan
SDN 3 Bandengan Langganan Banjir Rob, Kepsek: Sudah Lapor Pemkab Kendal, Tapi Belum Direspon
Letak SD Negeri 3 Bandengan Kendal yang berdekatan dengan laut mengakibatkan air rob seringkali menggenangi lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Selama dua tahun terakhir, siswa, guru, dan tenaga kependidikan di SD Negeri 3 Bandengan, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal melangsungkan pembelajaran di tengah bencana banjir rob.
Letak sekolah yang berdekatan dengan laut mengakibatkan air rob seringkali menggenangi lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Bahkan, empat ruang yang terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang guru menjadi langganan banjir hampir tiap hari saat musib rob tiba.
Baca juga: Durasi PTM Ditambah 2 Jam Pelajaran, Sekali Istirahat 15 Menit, Berlaku di Kendal Mulai Pekan Ini
Baca juga: Dikunjungi Keluarga asal California AS, Pantai Ngebum Kendal Berbenah. Bakal Tambah Prasarana
Baca juga: Kali Ini Puskesmas Ditarget 75 Sampel Tiap Hari, Dinkes Kendal: Biar Status PPKM Cepat ke Level 1
Baca juga: Truk Tangki BBM Nyungsep ke Sungai di Jalan Pantura Cepiring Kendal, Sopir Diduga Mengantuk
Beberapa fasilitas seperti kursi, lemari, meja, rak buku dibiarkan terbengkalai karena ruang kelas tidak bisa digunakan.
Pihak sekolah kini mengandalkan empat ruang tersisa.
Yaitu ruang kelas 4, 5, 6, dan satu ruang kepala sekolah untuk mengaktifkan PTM 100 persen pasca pandemi Covid-19.
Kepala SD Negeri 3 Bandengan, Siti Mardiyah mengatakan, banjir rob yang melanda sekolahnya sudah berlangsung dua tahun terakhir.
Bangunan di sebelah utara masih bisa difungsikan karena tidak terdampak rob setelah ditinggikan.
Tetapi, bangunan di sebelah selatan yang terdiri dari 3 ruang kelas dan 1 ruang guru menjadi langganan air.
"Kondisi ini membuat kami bekerja lebih ekstra agar pendidikan tetap jalan."
"Kami sediakan mesin pompa air untuk menyedot air rob yang menggenangi gedung sekolah," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (17/1/2022).
Tingginya banjir rob yang berlangsung dalam dua bulan terakhir memaksa pihak sekolah mengosongkan 4 ruang di sebelah selatan.
Siswa kelas 1, 2, dan 3 digabung dengan kelas 4, 5, 6 melalui sistem pembelajaran shifting.
Sementara para guru dan tenaga kependidikan menempati ruang yang sama dengan kepala sekolah.
"Ini yang bisa kami lakukan dengan memanfaatkan ruangan yang ada."