Berita Kendal
DLH Kendal Kelimpungan, Produksi Sampah Warga Capai 100 Ton Per Hari
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal kelimpungan mengatasi persoalan sampah di 20 kecamatan yang ada.
Penulis: Saiful Masum | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal kelimpungan mengatasi persoalan sampah di 20 kecamatan yang ada.
Saat ini, produksi sampah dari masyarakat Kendal mencapai 100 ton per hari.
Jumlah ini sebenarnya telah mengalami penurunan sekitar tiga ton per hari, dibanding tahun sebelumnya.
Namun, nyatanya, belum cukup menyelesaikan permasalahan sampah di Kabupaten Kendal.
Apalagi, saat ini, Pemerintah Kabupaten Kendal, hanya mengandalkan satu tempat pemrosesan akhir (TPA), yakni TPA baru Darupono, Kaliwungu Selatan, yang diperkirakan bisa menampung 200 ribu ton atau 600 ribu kubik.
Sementara, dua TPA lain, yakni TPA Darupono lama dan TPA Pagergunung, Kecamatan Pageruyung, sudah ditutup karena over kapasitas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal Iwan Muhtadi menegaskan, persoalan sampah harus bisa ditangani dari hulu hingga ke hilir.
Sehingga, produksi sampah bisa ditekan lebih maksimal, utamanya sampah plastik yang tidak bisa terurai.
Iwan menjelaskan, tingginya produksi sampah di Kendal menjadi pekerjaan berat bagi DLH, dengan sumber daya manusia (SDM) dan armada terbatas.
Baca juga: Saya Tarik Badan Ibu Saat Berada di Dapur - Cerita Korban Longsor di Perum Villa Siberi Boja Kendal
Baca juga: Di Kendal Harga Telur Berangsur Membaik, Kini Paling Mahal Rp 25 Ribu, Cabai Rawit Rp 40 Ribu
Baca juga: Bulan Dana PMI Kendal Tembus Rp 1,2 Miliar - Budi Mulyono: Naik Dua Kali Lipat Dibanding Sebelumnya
Baca juga: Target 14 Januari Bupati Kendal: 95.000 Anak Sudah Disuntik Vaksin
Katanya, DLH hanya memiliki 240 orang tenaga kebersihan dengan 13 armada pengangkut sampah.
Mereka harus menyisir 20 kecamatan yang ada, untuk mengambil sampah-sampah kemudian dibawa ke TPA.
Tujuannya, agar sampah dari masyarakat tidak dibuang di sembarang tempat, apalagi di sungai.
"Keterbatasan tenaga dan armada ini menyulitkan kami. Mereka, paling hanya bisa muter 3-4 kali, enggak bisa menjangkau semua," terangnya, Minggu (9/1/2022).
Keterbatasan tenaga dan armada ini membuat DLH tak punya waktu memilah sampah sesuai jenisnya.
Sehingga, sampah organik dan anorganik masuk di tempat yang sama di TPA.
Kondisi tersebut membuat proses pemilahan sampah yang dimulai dari sampah rumah tangga tidak berhasil.
Iwan berharap, ada perhatian khusus dari bupati dan wakil bupati Kendal dalam rangka penanganan sampah lebih maksimal.
Baik dalam bentuk penguatan SDM, peralatan yang memadahi, juga anggaran yang cukup.
"Kami juga sudah laksanakan arahan bupati dan wakil bupati untuk membentuk mobil patroli sampah. Namun, baru terealisasi satu unit."
"Masih butuh 19 armada patroli roda tiga, dan 7 armada pengangkut sampah. Biar setiap kecamatan ada satu unit armada sehingga penanganan sampah efisien," tuturnya.
Baca juga: Aksi Dua Pencuri Gasak Motor NMAX di Margadana Kota Tegal Terekam CCTV, Mudah Bobol Gembok Pagar
Baca juga: Relawan Dulur Ganjar Pranowo Banyumas Deklarasikan Diri, Dukung Ganjar Nyapres di Pilpres 2024
Baca juga: Petani Durian di Doro Pekalongan Panen Raya: Daging Buah Tebal dan Manis, Harga Mulai Rp 15 Ribu
Baca juga: Mulai Senin, PTM di Kota Semarang Full Day. Kapasitas Kelas SMP Boleh 100 Persen, SD Masih 50 Persen
Di sisi lain, lanjut Iwan, pihaknya tengah mengkaji pemindahan sampah di dua TPA lama ke TPA baru Darupono agar bisa diolah.
Ia berharap, nantinya, ada sistem pengolahan sampah sistematis dengan metode pemusnahan sampah langsung di TPA dengan teknologi mesin, baik sampah organik maupun sampah non-organik.
"Kalau metode itu tidak bisa karena keterbatasan anggaran, kami berharap ada upaya pengurangan sampah dari hulunya (masyarakat)."
"Kami sudah keluarkan surat edaran (SE), didukung dengan rencana pengembangan TPS3R di tiap kecamatan," tutur dia.
Saat ini, DLH mencatat, 60 persen sampah yang masuk TPA kategori organik.
Sisanya, sampah jenis anorganik yang menjadi kendala karena belum bisa didaur ulang.
Di sisi lain, Bank Sampah Sejahtera Desa Tanjungmojo Kecamatan Kangkung terus melakukan program penampungan sampah dari masyarakat.
Warga Tanjungmojo diedukasi untuk memilah sampah dan ditabung di Bank Sampah.
Hasil tabungan dari sampah bisa diambil setahun sekali saat Ramadhan atau Lebaran Idulfitri.
Bank sampah ini menjadi satu di antara beberapa bank sampah yang aktif membantu Pemerintah Kendal dalam menanggulangi sampah.
Direktur Bank Sampah Sejahtera Tanjungmojo Bhayu Winoto mengatakan, sampah yang bisa ditukarkan dengan rupiah adalah jenis botol plastik, dan jenis sampah lain yang tidak terurai.
Setiap warga berhak mendaftarkan diri sebagai nasabah dan mulai menyetorkan sampah sebagai tabungan.
"Nasabah bank kami adalah khusus warga Desa Tanjungmojo, setelah mendapat buku tabungan langsung bisa setor sampah saat jam kerja," jelasnya.
Kebijakan ini dijalankan agar masyarakat bisa menikmati tabungan hasil peduli terhadap lingkungan selama satu tahun.
Bisa diambil dalam bentuk uang tunai atau sembako yang disepakati dengan nasabah.
"Bank sampah ini dikelola pemuda desa. Merekalah yang terjun langsung di bidang persampahan agar bisa dikembangkan pengelolaannya. Bisa didaur ulang menjadi produk yang bernilai jual," tutur dia. (*)