Penanganan Corona

Tim Medis Kewalahan Hadapi Siswa SDLB Negeri Semarang, Siapkan Badut Biar Tenang Saat Disuntik

Bak seorang pawang, mereka beraksi mengajak interaksi, baik bicara maupun permainan tangan untuk menenangkan anak yang enggan disuntik.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Seorang anak disabilitas sedang mengikuti vaksinasi Covid-19 di SLB Negeri Semarang, Kota Semarang, Sabtu (8/1/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Wajah riang para anak disabilitas berubah jadi jerit tangis saat mereka harus divaksin Covid-19 oleh petugas medis. 

Para anak disabilitas mulai dari fisik, sensorik, mental, dan intelektual di SLB Negeri Semarang tersebut memang dijadwalkan menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Jenis vaksin yang diberikan yaitu Vaksin Sinovac untuk siswa SDLB kelas 1 sampai 6 atau usia 6 hingga 11 tahun.

Baca juga: Deretan Kasus Kejahatan Bermotif Dendam di Semarang, Kriminolog: Akibat Pikiran Pendek Pelaku

Baca juga: Dua Pelaku Ini Ngaku Sebagai Anggota Polisi, Peras Korban di Ngaliyan Semarang Gunakan Pistol Mainan

Baca juga: Mirip Pencuri Legendaris Semarang Suhantoro, Pria Ini Lolos Jeratan Hukum Karena Punya Kartu Gila

Baca juga: Congyang Hajar Selingkuhan Istri Sirinya, Kapolrestabes Semarang: Dia Lagi Terbakar Api Cemburu

"Iya, ini khusus SDLB dari kelas 1 sampai 6, sekira 195 siswa," beber Wakil Kepala Kesiswaan SDLB Negeri Semarang, Siti Anisa kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (8/1/2022).

Tak hanya menangis dan menjerit ketakutan, bahkan para guru dan orangtua harus kucing-kucingan.

Namun, ternyata pihak sekolah telah menyiapkan tim khusus untuk menangani bila ada anak yang takut dengan jarum suntik.

Bak seorang pawang, mereka beraksi mengajak interaksi, baik bicara maupun permainan tangan untuk menenangkan anak yang enggan disuntik.

Vaksinator tampak sedikit kewalahan menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus itu. 

Namun, mereka sigap melakukan suntik di tempat, bila anak tidak mau duduk di kursi vaksinasi.

"Memang kami sudah siapkan tim khusus pengendali anak-anak yang memiliki ketakutan berlebih," terangnya.

Selain ada peran tim khusus pengendali, seorang badut turut diterjunkan untuk mengurangi ketegangan para anak. 

Badut juga ditugaskan menghibur mereka bila akan disuntik sampai menunggu seperempat jam reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI.

"Kami minta tunggu 15 menit untuk mengetahui reaksinya, sejauh ini belum ada laporan," ujarnya.

Dia menambahkan, pelaksanaan vaksinasi dosis berikutnya masih menunggu kabar dari Puskesmas Kedungmundu

"Biasanya dua minggu setelah dosis pertama, tapi kami tetap menunggu informasi," tandasnya. (*)

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved