Berita Ekonomi Bisnis
Sarung Goyor Tegal Lagi Diburu, Perusahaan Ini Kini Layani Permintaan di 16 Negara
Produksi sarung ATBM dulu sebanyak 1.000 buah per bulan, kini meningkat hingga 3.000 sarung, di Kota Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Permintaan ekspor sarung goyor atau sarung alat tenun bukan mesin (ATBM) meningkat secara signifikan di tahun kedua pandemi Covid-19.
Kenaikan terjadi tiga kali lipat atau sekira 300 persen.
Dampak positifnya, produksi sarung goyor di wilayah Tegal ikut meningkat.
Kemudian, banyak karyawan yang kini menjadi produsen sarung goyor di tempat tinggalnya masing-masing.
Baca juga: Sri Dewi Kini Sudah Bebas, Kasus Suami Pidanakan Istri Karena Palsukan Akta Jual Beli Kapal di Tegal
Baca juga: Anggota KSP Sejahtera Bersama Geruduk Kantor Cabang di Tegal, Pertanyakan Nasib Tabungan Mereka
Baca juga: Enam Pria Kepergok Pesta Miras di Kawasan PAI Kota Tegal, Mereka Warga Brebes
Baca juga: Pemkot Tegal Siapkan Tes Acak Tiap 30 Menit di Malam Pergantian Tahun, Begini Rencana Teknisnya
Pemilik PT Asaputex Jaya Tegal, Jamaludin Al Katiri mengatakan, produksi sarung goyor meningkat secara siginifikan di wilayah Tegal.
Hal itu menyusul banyaknya permintaan ekspor dari negara-negara di Afrika.
Jamal mengatakan, angka produksi hingga meningkat tiga kali lipat atau sekira 300 persen.
Dia mencontohkan, produksi sarung ATBM dulu sebanyak 1.000 buah per bulan, kini meningkat hingga 3.000 sarung.
Kemudian untuk sarung ATBM kasar, dahulu 5.000 buah per bulan, kini bisa mencapai 13.000 buah.
"Permintaan meningkat kembali mulai Maret- April 2021."
"Termasuk ada peningkatan omzet, dari Rp 30 miliar menjadi Rp 90 miliar," kata Jamal kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (28/12/2021).

Jamal menjelaskan, adanya peningkatan permintaan tersebut berdampak positif bagi perusahaan dan para karyawan PT Asaputex Jaya Tegal.
Banyak karyawannya yang kini bermitra menjadi UMKM dan membuka lapangan pekerjaan di tempat tinggalnya.
Dia mencatat, jumlahnya mencapai 36 UMKM.
Dari yang semula karyawan, mereka kini menjadi pengusaha dan produsen sarung goyor.