Berita Jawa Tengah

Cuma Sampai Besok Minggu, Pasar Budaya Berkonsep Tradisional di Candi Cetho Karanganyar

Puri Saraswati dipilih menjadi lokasi pasar budaya karena dapat menjadi magnet bagi para pengunjung selain Candi Cetho.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Pengunjung sedang bertransaksi di Pasar Budaya Desa Gumeng Kompleks Puri Saraswati, Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (27/11/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Warga Desa Gumeng bersama Kemendikbud menggelar pasar budaya dengan mengusung konsep tradisional di sekitar kompleks Puri Saraswati Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar pada Sabtu (27/11/2021) hingga Minggu (28/11/2021). 

Dari pantauan di lokasi stand bambu yang menjajakan kuliner tradisional berjajar rapi di sekitar kompleks puri.

Mulai dari sego bancakan, tiwul, sawut, cenil, apem, pasung, sego brabuk (nasi jagung), hingga lainnya.

Baca juga: Wajib Dipatuhi Sebelum Pendaki Gunung Lawu, Gunakan Sepatu Safety Via Jalur Karanganyar

Baca juga: Minto Pukul Kentongan Panggil Warga Sekitar, Bagian Dapur Rumah Terbakar di Mojogedang Karanganyar

Baca juga: Aksi Bobol Kotak Infaq Masjid di Karangpandan Karanganyar Terekam CCTV, Dua Pelaku Pakai Motor Matic

Baca juga: Selamat, Karanganyar Terpilih Jadi Kabupaten Kreatif 2021, Unggul dalam Sektor Seni Pertunjukan

Selain itu pentas budaya juga bakal disuguhkan oleh warga Desa Gumeng kepada pengunjung pada puncak acara. 

Adapun transaksi pembayaran di pasar budaya ini cukup unik yakni menggunakan kepeng dari batok kelapa.

Setiap pengujung dapat menukarkan uang Rupiah dengan kepeng.

Pengunjung mendapatkan dua kepeng setiap penukaran Rp 5.000.

Pasar budaya ini beroperasi mulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00.

Puri Saraswati dipilih menjadi lokasi pasar budaya karena dapat menjadi magnet bagi para pengunjung selain Candi Cetho yang lokasinya dekat dengan kompleks puri. 

Panitia kegiatan, Teguh Pambudi menyampaikan, ada 15 stand yang dihadirkan di pasar budaya.

Penjual kuliner di stand tersebut berasal dari warga sekitar.

Pihaknya berupaya untuk mengenalkan kembali kuliner tradisional kepada para pengunjung. 

"Acara ini dikemas dengan nuansa tradisional, zaman dulu."

"Yang disajikan makanan lokal."

"Kami menghidupkan kembali itu dan mengangkat perekonomian warga," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (27/11/2021). 

Teguh menuturkan, pentas kesenian seperti karawitan, tari, hingga lainnya akan ditampilkan pada puncak acara Minggu (28/11/2021) pagi.

Selain itu, kirab gunungan dan tumpeng juga akan dilangsungkan mulai dari parkiran Candi Cetho hingga Puri Saraswati. 

Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di sini.

Dia berharap kegiatan ini dapat rutin semisal sekali dalam sebulan atau dua kali dalam sebulan. 

Penjual di stand pasar budaya, Tina (25) merasa senang dengan adanya pasar budaya.

Selain dapat memperkenalkan makanan tradisional juga dapat menggerakkan ekonomi warga sekitar.

Satu bungkus sawut, cenil, dan klepon masing-masing setara dengan 1 kepeng. 

"Senang bisa jualan."

"Ini sudah dapat sekira 20 kepeng."

"Nanti setelah ini selesai ditukar dengan uang Rupiah."

"Ya harapannya dapat terus berlanjut," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (27/11/2021). 

Sementara itu pengunjung asal Semarang, Riani menuturkan, konsep acaranya bagus dan semua tertata rapi. 

"Ini tadi habis dari Candi Cetho, mampir ke sini," terangnya. (*)

Baca juga: Raperda APBD TA 2022 Telah Disetujui, Bupati Dico: Fokus Kami Kendal Recovery

Baca juga: Kehidupan Pesisir Kota Pekalongan Terpotret di Film Alang Alang, Diputar di Layar Lebar Awal 2022

Baca juga: Rambutan Jadi Sirup dan Selai, Begini Cara Warga Pemalang Pamer Produk ke Wagub Jateng

Baca juga: Yuks Intip Cara Kerja Mesin Predator Sampah di Tegal, Produksi Briket Pengganti Batu Bara

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved