Berita Jawa Tengah

Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Ganjar Contohkan Ilmu Titen dan Kentongan, Ini Manfaatnya

Dengan kearifan lokal tersebut diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
PEMPROV JATENG
Plt Kalakhar BPBD Jateng, Safrudin di Semarang, Rabu (3/11/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk kembali menghidupkan kearifan lokal yakni ilmu titen dan kentongan dalam menghadapi bencana alam.

Dengan kearifan lokal tersebut diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana.

Baca juga: Ganjar Kembali Pamerkan Motor Listrik Terbaru Buatan Jateng, Disebut Free Maintenance

Baca juga: Kata Ganjar Seusai Rapat Penanganan Covid-19: Pekan ke 43 di Jateng, Makin Tunjukan Hasil Positif

Baca juga: Aksi Adi Sinau Hurip Disaksikan Langsung Ganjar Pranowo, Begini Cara Memanusiakan ODGJ di Demak

Baca juga: Ganjar Bikin Kejutan di Kudus, Begini Serunya Gubernur Jateng Jadi Penyiar Radio Selama 20 Menit

Diketahui saat ini musim hujan telah tiba.

Kondisi itu mengakibatkan potensi bencana alam terjadi.

Dari bencana banjir bandang, bencana longsor, hingga potensi gempa yang berpeluang mengancam.

BPBD Jateng mengatakan, inisiasi Gubernur berupa ilmu titen dan kentongan itu masih relevan di kalangan masyarakat.

"Saya pikir masih relevan ya terkait dengan kentongan."

"Karena itu salah satu early warning system (suatu sistem peringatan/deteksi dini)," kata Plt Kalakhar BPBD Jateng, Safrudin di Semarang, Rabu (3/11/2021).

Menurutnya, hal itu sekaligus bisa menjadi peringatan di kalangan masyarakat untuk waspada terhadap peristiwa bencana alam.

"Bisa mengingatkan masyarakat untuk waspada," ungkapnya.

Selain menghidupkan kearifan lokal itu, pihaknya juga mengingatkan masyarakat harus tetap mematuhi informasi-informasi dari BMKG.

Karena setiap saat, BMKG merilis data terkait dengan peringatan dini.

Seperti rilis data titik daerah mana yang turun hujan.

Selanjutnya, informasi BMKG biasanya disampaikan BPBD kabupaten/kota dengan jejaringnya.

Kemudian, informasi peringatan BMKG bisa disampaikan ke kecamatan hingga desa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved