Berita Ekonomi Bisnis
11 November 2021, Museum Jamu dan Research Center Sido Muncul Mulai Dibangun, Lokasinya di Semarang
Proyek besar yang bernilai sekira Rp 350 miliar itu bakal dibangun di Kawasan Pabrik Sido Muncul, Jalan Soekarno Hatta KM 25 Bergas, Kabupaten Semaran
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tepat pada 11 November 2021, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk genap berusia 70 tahun.
Bertepatan itu pula, rencana pembangunan Gedung Museum Jamu dan Research Center yang telah dibocorkan pada November 2020, bakal direalisasikan.
Proyek besar yang bernilai sekira Rp 350 miliar itu bakal dibangun di Kawasan Pabrik Sido Muncul, Jalan Soekarno Hatta KM 25 Bergas, Kabupaten Semarang.
Baca juga: Dari Sido Muncul Kepada Masyarakat Jawa Tengah, Sumbang Bantuan Rp 500 Juta
Baca juga: Anna Maria Minta Dua Kali Lipat, Irwan Hidayat: Jadi Bintang Iklan Sido Muncul Termahal
Baca juga: Perdana di Tengah Pandemi Covid-19, Sido Muncul Ekspor Satu Kontainer Tolak Angin ke Arab Saudi
Baca juga: Tahu Merugi, Tentrem Mal Semarang Kok Tetap Dibuka? Irwan Hidayat: Demi Lapangan Kerja dan Ekonomi
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat mengatakan, selain museum jamu, di lokasi tersebut juga akan dilengkapi dengan laboratorium pengembangan tanaman obat, buah, kebun koleksi hewan langka, taman bermain anak, tempat belanja, hingga resto.
"Secara umum, di dalam museum itu memajang informasi secara lengkap seputar sejarah Sido Muncul, hingga terkait proses pembuatan jamu serta perkembangannya," terang Irwan kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (23/10/2021).
Sementara itu, lanjut Irwan, research center bakal difungsikan untuk pusat penelitian dan pengembangan berbagai hal mengenai tanaman obat maupun buah.
"Risetnya ya mulai dari proses pembibitan."
"Sebab bagaimanapun itu adalah bagian terpenting."
"Untuk kegiatan itu, kami akan membuka ruang kerja sama dengan pihak universitas manapun," katanya.
Kolaborasi itu, lanjutnya, penting dilakukan.
Terlebih dirinya pun telah melihat banyak mahasiswa yang hebat, pintar, namun belum terwadahi secara optimal karena kurangnya fasilitas yang tersedia.
Bagaimanapun, mereka punya peran penting dalam peningkatan serta pengembangan industri jamu di Indonesia.
Dalam hal penelitian pun demikian, Sido Muncul tak bisa menjalankannya sendirian, butuh tangan-tangan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
"Itulah yang menjadi dasar kami membangun research center dan letaknya masih satu kompleks dengan museum jamu di Pabrik Sido Muncul Semarang," beber Irwan.
Berikut ini sekilas tentang Sido Muncul
Titik awal perjalanan usaha pasangan suami istri Siem Thiam Hie dan Rakhmat Sulistio dimulai melalui usaha perah susu bernama Melkrey di Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Pada 1930, pasangan ini merintis toko roti bernama Roti Muncul.
Di tahun yang sama, Rakhmat Sulistio juga mulai meracik jamu masuk angin yang kini dikenal bernama Tolak Angin.
Berbekal kemahiran Rakhmat (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah itu, mereka kemudian memutuskan membuka usaha jamu di Yogyakarta pada 1935 dan Tolak Angin berbentuk rebusan mulai dipasarkan pada 1940.
Dari situ, impian mendirikan perusahaan sederhana pun terwujud pada 1951.
Perusahaan itu dinamai Sido Muncul yang artinya “Impian yang Terwujud”, di Jalan Mlaten Trenggulun, Semarang.
Usaha tersebut terus berkembang, selang 24 tahun kemudian atau pada 1975 mulai dibentuk PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul.
Sebelumnya sejak 1970 sekadar berbentuk CV.
Berjalannya waktu, dari situ mulai dibangunlah pabrik jamu di Klepu, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Peletakan batu pertama pabrik seluas sekira 30 hektare itu dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 21 Agustus 1997.
Kini, berbagai terobosan telah dilakukan.
Dari sisi produk pun terus dikembangkan, baik itu berupa jamu, supelemen, minuman, maupun permen.
Dimana produk tersebut telah dipasarkan secara luas tak hanya di seluruh Indonesia, melainkan juga di beberapa negara Asia Tenggara.
Termasuk juga pada 18 Desember 2013, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul secara resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai Perseroan Terbuka berkode emiten “SIDO”. (*)
Baca juga: Inilah Kuliner Favorit Warga Tegal Saat Ini, Kepala Ikan Manyung, Seporsi Cuma Rp 15 Ribu
Baca juga: Jumat Berkah Bagi Pemkot Semarang, Marimas Bantu Bikinkan Taman Parkour, Nilainya Rp 300 Juta
Baca juga: Instruksi Bupati Kudus: Perbaiki Semua Rumah Korban Bencana Puting Beliung!
Baca juga: 14 Pemandu Karaoke Terjaring Razia PPKM Pati, Mereka Bakal Dipulangkan ke Daerah Asal
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/bantuan-rp-500-juta-pt-sido-muncul.jpg)