Berita Kendal
Harga Telur Anjlok dan Subsidi Pakan Tak Kunjung Datang, Peternak di Kendal: Janji Pemerintah Zonk
Harga dan serapan telur ayam yang tak kunjung membaik memicu perburukan perekonomian para peternak ayam petelur di Jawa Tengah.
Penulis: Saiful Masum | Editor: rika irawati
Puluhan orang yang tergabung dalam koperasi para peternak di Kabupaten Kendal, Temanggung, Pemalang, Batang, Kota Semarang, dan beberapa kabupaten/kota lain menanyakan janji bantuan pakan ternak 30.000 ton jagung dari pemerintah.
Ketua Koperasi Pinsar Jateng, Suwardi mengatakan, saat ini, belum ada sedikitpun jagung yang diterima para peternak.
Pihaknya meminta kejelasan atas janji pemberian bantuan 30.000 ton jagung saat pertemuan pada 15 September lalu, bersama perwakilan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan di Istana Presiden.
"Bulog harus tegas bisa merealisasikan tugas ini. Sehingga yang terjadi, tidak hanya perang media antara Kementan, Kemendag dan peternak. Tidak ada bantuan jagung, pinjaman 700 ton jagung yang disalurkan melalui koperasi sudah habis," jelasnya.
Baca juga: Dukung Budidaya Kapulaga di Panusupan Banyumas, Pemprov dan BPR BKK Purwokerto Beri 8000 Pohon
Baca juga: Paryo Minta Pemerintah Turun Tangan, Kondisi Peternak Ayam Petelur di Banjarnegara Kian Terpuruk
Baca juga: Produksi Sampah Plastik Berlimpah, Pemkab Banyumas Mendaur Ulang Jadi Genting dan Paving
Suwardi memastikan, peternak siap membeli pakan ternak dengan jumlah uang yang terkumpul di koperasi sebesar Rp 2,3 miliar.
Dengan tujuan untuk menyelamatkan hewan-hewan ternak agar tetap bisa makan.
"Peternak membutuhkan kepastian bukan bualan, di mana jagungnya, kapan bisa diambil. Kami datang hanya ingin menjawab dan memastikan bahwa Bulog bisa melaksanakan tugas. Kami tunggu dalam 3x24 jam," tegasnga.
Peternak asal Kendal, Ahmad Subakir mengatakan, kebutuhan stok jagung harus ada secepat mungkin karena peternak sudah mengalami kepayahan.
Ia meminta agar tidak ada lagi penundaan distribusi jagung hingga tingkat peternak.
"Teman-teman sudah gelisah, mohon percepatan suplai jagung. Kebutuhan dua bulan untuk kami sekitar 30.000 ton untuk semua wilayah. Jadi tidak akan membuat harga jatuh di tingkat petani, karena petani baru akan tanam skala besar," terangnya.
Ia berharap, apa yang sudah dipertahankan peternak bisa didukung oleh pemerintah daerah dan pusat.
"Yang diminta bukanlah bualan tetapi kepastian bahwa jagung segera tersedia. Siap untuk demo (unjuk rasa) setiap hari," ujarnya. (*)