Berita Banyumas

Harmonisasi Kera dan Manusia Bawa Desa Cikakak Banyumas Masuk 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia

Ratusan kera di pegunungan Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, menyambut para pengunjung yang datang membawa makanan, Rabu (13/10/2021).

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Ratusan kera di pegunungan Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, menyambut para pengunjung yang datang membawa makanan, Rabu (13/10/2021).

Pisang, kacang, hingga roti menjadi incaran mereka sehingga pengunjung tidak berkutik dan segera membagikan kepada kawanan kera.

Tak hanya itu, dua buah gunungan buah-buahan dan sayuran juga telah disiapkan khusus bagi kera penghuni pengunungan Cikakak itu.

Kera-kera di pegunungan Cikakak memang tak asing dengan manusia. Bahkan, saat mencium bau makanan dari permukiman, mereka kerap mendatangi rumah warga.

Kondisi itu pun tak membuat warga Cikakak risih dan terganggu dengan kera-kera liar tersebut.

Baca juga: Mengintip Sejarah Masjid Tertua di Banyumas, Warga Menyebutnya Saka Tunggal, Dibangun 1288 Masehi

Baca juga: Diduga Kelaparan, Kera Ekor Panjang di Kompleks Masjid Saka Tunggal Banyumas Serbu Pemukiman Warga

Baca juga: Ada Satai Bebek Sepanjang Setengah Meter di Taman Sentana Banyumas, Mau Coba? Harga Cuma Rp 25 Ribu

Baca juga: Gadis Cilik di Ajibarang Banyumas Jalani Ritual Potong Rambut Gimbal, Minta Mobil sebagai Syarat

Kerukunan antara warga dengan kera penghuni pegunungan Cikakak menjadikan desa yang kini telah menjadi desa wisata itu unik.

Keharmonisan antara kera dan manusia ini menjadi salah satu daya tarik utama wisata.

Potensi alam, tradisi, dan budaya membuat Cikakak memperoleh Anugerah Desa Wisata Indonesia dengan masuk 50 besar Desa wisata terbaik.

Pemberdayaan masyarakat juga menjadi salah satu kunci keberhasilannya.

Banyak warga sekitar yang akhirnya membuka usaha pembuatan souvenir atau cinderamata dan makanan.

Desa Wisata Cikakak dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) beranggotakan lebih dari 37 orang.

Ketua Pokdarwis Saka Tunggal sekaligus pengelola Desa Wisata Cikakak, Suto Handoyo, mengatakan, dirinya bersyukur Desa Wisata kelolaannya masuk dalam jajaran 50 besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia.

Persaingan tidaklah mudah karena pada tahap pertama, ada 1.831 peserta yang kemudian disaring lagi menjadi 300 desa, selanjutnya menjadi 100 desa, dan sampai pada tahap lolos 50 besar.

"Ini tidaklah mudah karena sampai pada titik ini sungguh luar biasa sehingga dapat kunjungan menteri."

"Kami dapat masuk 50 besar, beberapa faktornya adalah seperti nilai-nilai budaya yang kental, ada tradisi, panorama alam, berbagai macam even dan festival."

"Semua masyarakat terlibat sehingga nilainya adalah bagaimana pemberdayaan masyarakat sekitar," jelasnya dalam acara menerima kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Desa Cikakak, Rabu.

Ia mengatakan, sebelum pendemi, angka kunjungan wisata di Desa Cikakak mencapai 4000-5000 pengunjung dalam sebulan.

Baca juga: Tak Aman! Persis Solo Baru Raih 5 Poin setelah Ditahan Imbang PSIM Yogyakarta dalam Derbi Mataram

Baca juga: Ada Libur Maulid Nabi, ASN Dilarang Ambil Cuti dan Bepergian Keluar Daerah Pekan Depan

Baca juga: Lengkapi Berkas Perkara Dugaan Korupsi Bupati Nonaktif Banjarnegara, KPK Kembali Sita Dokumen

Baca juga: Pegawai Kantor Gubernur DIY Berhamburan, Rasakan Guncangan Akibat Gempa

Namun, selama pandemi Covid-19, kunjungan wisata menurut drastis menjadi 300-500 orang per bulan.

selain keharmonisan kera-manusia, Desa Cikakak menawarkan wisata religi lewat Masjid Saka Tunggal, masjid tertua di Banyumas bahkan di Indonesia.

Kemudian, ada pula tradisi budaya Jaro Rojab dan Rwanda Bojana.

Di tempat ini juga ada komunitas aboge.

Akademisi siap terlibat mengembangkan

Akademi Unsoed Purwokerto yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Budaya, Ida Hamidah menambahkan, Desa Wisata Cikakak sangat potensial dikembangkan.

"Saya berharap agar potensi ini digiatkan dan warga memiliki peran penting dalam mengembangkan promosi agar lebih dikenal."

"Kebetulan, kami ada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) itu nanti bisa membantu dan menurunkan mahasiswa mengajar di Desa."

"Ada pula KKN tematik maka mahasiswa bisa mendampingi," terangnya.

Menparekraf Sandiaga Uno mengiringi gunungan buah-buahan yang akan diberikan kepada kawanan kera di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Rabu (13/10/2021).
Menparekraf Sandiaga Uno mengiringi gunungan buah-buahan yang akan diberikan kepada kawanan kera di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Rabu (13/10/2021). (TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI)

Menurutnya keberadaan masjid tertua, yaitu Masjid Saka Tunggal, berpadu dengan kegiatan budaya para komunitas kejawen, potensi wisata alam, dan keberadaan kera, menjadi modal besar wisata.

"Tetapi, kalau masuk ke industri wisata, tidak cukup itu saja. Tetapi, bagaimana mengemas potensi itu menjadi simpel, praktis, dan mudah diterima kalangan generasi muda serta mudah dikenal warga luar bahkan internasional," tambahnya.

Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno mengaku bangga dan senang saat berkunjung ke Desa Cikakak.

Menurutnya, antusiasme warga sangatlah tinggi, mengingat sudah hampir satu tahun lebih, sektor wisata begitu terpukul karena pandemi Covid-19.

"Kami harus hadir dan memberikan solusi dan inilah kunjungan pertama dari pemerintah pusat ke Desa Cikakak."

"Apresiasi kepada pemkab, karena telah mengelola Desa wisata ini. Ekonomi kreatif dan pengembangan desa wisata akan kami kembangkan lagi untuk aspek keberlanjutan," tuturnya.

Sandiaga juga berpesan agar batik khas Cikakak dapat lebih dikenal dan menjadi souvenir yang diminati.

Sandiaga mengatakan, ke depan, akan dikembangkan lagi terkait sarana dan prasarana.

Tiket masuk ke Desa Cikakak adalah Rp 3.000, dengan tiket parkir sepeda motor Rp 2.000, mobil 5.000 dan bus Rp 10 ribu. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved