Berita Ekonomi Bisnis
Harga Minyak Goreng Bikin Pedagang Banjarnegara Menjerit, Satu Karton Capai Rp 190 Ribu
Harga minyak goreng kemasan (refill), sebelumnya sempat berada di kisaran Rp 160 ribu hingga Rp 165 ribu perkarton.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pedagang sembako di Banjarnegara akhir-akhir ini mengeluhkan harga minyak goreng yang terus melonjak.
Padahal, tidak ada momentum spesial semisal hari raya yang biasa memicu harga kebutuhan pokok naik.
Ini dirasakan Ahmad Hoirul, pedagang sembako di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.
Baca juga: Ini Saran Plh Bupati Banjarnegara Bagi PNS Purna Tugas, Biar Tidak Terjangkit Post Power Syndrome
Baca juga: Tahun Depan, Jalan dari Terminal Aswatama Menuju Kawah Sikidang Dieng Banjarnegara Bakal Dipermulus
Baca juga: Lengkapi Berkas Perkara Dugaan Korupsi Bupati Nonaktif Banjarnegara, KPK Kembali Sita Dokumen
Baca juga: Bulan Dana PMI 2021, Banjarnegara Target Peroleh Rp 804 Juta, Dilaksanakan Tiga Bulan
Ahmad mengatakan, semua jenis merk minyak goreng saat ini mengalami kenaikan.
Tren kenaikan harga minyak goreng saat ini bahkan melampaui momentum hari raya Idulfitri atau Lebaran sebelumnya.
Ia mencontohkan, satu karton minyak goreng isi 12 (refill) sekarang sudah mencapai Rp 190 ribu.
"Saya akhirnya pilih beli minyak yang paling murah, merk tidak terlalu terkenal."
"Itu pun sudah Rp 182.500 per karton," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (13/10/2021).
Padahal itu adalah harga di tingkat grosir.
Harga minyak goreng di tingkat eceran tentu lebih mahal.
Ahmad mengatakan, kenaikan harga minyak paling signifikan dalam dua minggu terakhir ini.
Meski tren kenaikan harga minyak juga sudah berlangsung sebelum itu.
Harga minyak goreng kemasan (refill), sebelumnya sempat berada di kisaran Rp 160 ribu hingga Rp 165 ribu perkarton.
Harga komoditas itu terus merangkak naik hingga di atas Rp 170 ribu perkarton.
Dalam seminggu terakhir ini, harga minyak goreng melonjak hingga di kisaran Rp 190 ribu perkarton.
"Saya sendiri tidak tahu penyebab kenaikan apa."
"Padahal bukan mendekati momentum hari raya," katanya.
Kenaikan harga minyak goreng ini membuatnya resah.
Ia terpaksa harus menyesuaikan harga minyak goreng itu untuk dijual kembali ke pelanggan.
Tetapi dia pun berucap jika keuntungannya berkurang.
Pasalnya, ia tak berani langsung menaikkan harga minyak goreng di tingkat eceran.
Ia hanya mengambil selisih sedikit untuk menutup modal.
Terlebih saat ini masyarakat masih dilanda kesusahan karena pandemi Covid-19.
Mereka kini harus dibebani dengan harga minyak goreng yang mahal.
Selain masyarakat umum, pelanggan minyak goreng di tokonya adalah pedagang kuliner.
Di saat kondisi usaha kuliner yang lesu, kenaikan harga minyak goreng semakin menambah penderitaan mereka.
"Kasihan juga, minyak kan kebutuhan pokok."
"Saat masyarakat susah, harga kebutuhan pokok malah naik," katanya. (*)
Baca juga: RSUD Cilacap Luncurkan Sistem Digital, Pendaftaran Berobat Bisa Dilakukan H-1 Lewat Daring
Baca juga: Dulu Dikenal Kumuh, Kampung KB Gadis Tegalreja Cilacap Kini Bersih dan Aman, Jadi Jujugan Study Tour
Baca juga: Warga Cibangkong Banyumas Ditangkap Anggota Polres Purbalingga, Ada Sabu 0,5 Gram di Kamar Kos
Baca juga: Harmonisasi Kera dan Manusia Bawa Desa Cikakak Banyumas Masuk 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia