Berita Jawa Tengah
Tugas Awal Sumarno Seusai Jabat Sekda Jateng, Ganjar: Jadi Komandan Penanganan Kemiskinan Ekstrem
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
Satgas khusus percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem langsung dibentuk, dengan ketuanya adalah Sekda Jateng, Sumarno.
Pembentukan Satgas penanggulangan kemiskinan ekstrem itu dibentuk setelah ada arahan dari Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Kamis (7/10/2021).
Satgas akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di lima daerah, di antaranya Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.
Baca juga: Langkah Awal Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Jateng, Ganjar: Sinkronkan Data PKM Bersama Pusat
Baca juga: Terima Kasih Pak Ganjar, Adik dan Anak Kami Selalu Diperhatikan - Kata Orangtua Pelajar Papua
Baca juga: Gubernur Ganjar Lantik Sumarno sebagai Sekda Jateng, Sempat Kosong 2 Tahun
Baca juga: Ganjar Sudah Berfirasat Jika Biliar Jateng Bakal Dapat Emas, Diawali Saat Pagi Hari Pakai Kaus
"Satgas ini kami bentuk untuk mempercepat, kan ini waktunya pendek, hanya sampai Desember harus selesai."
"Saya rasa kita perlu tim khusus atau satgas untuk bisa melakukan percepatan."
"Saya khawatir ada beberapa kabupaten yang tidak siap, maka kita harus bantu mereka," kata Ganjar seusai rapat penanggulangan kemiskinan ekstrem di kantornya, Jumat (8/10/2021).
Tugas Satgas lanjut Ganjar yang paling penting adalah verifikasi dan validasi data.
Sebab dari data yang sudah ada, tercatat 27 ribu lebih masyarakat miskin ekstrem yang ada di 5 daerah itu.
Setelah verval selesai, maka tindakan lanjutan adalah intervensi.
"Verval ini kuncinya, agar tidak keliru."
"Sebab kita punya contohnya, ada orang di Banyumas, dia masuk desil satu."
"Tapi semuanya ada, air minum ledeng, sumur terlindungi, listrik sudah PLN, fasilitas BAB sudah punya, tinja sudah ada tangki, RTLH tidak prioritas."
"Tapi kenapa masih masuk data?"
"Nah yang begini-begini ini harus diselesaikan," tegasnya.
Secara keseluruhan lanjut Ganjar, angka kemiskinan ekstrem di Jateng masih ada sekira 1,5 juta orang.
Namun itu berasal dari berbagai daerah.
Dan untuk percepatan kali ini, hanya 5 kabupaten yang menjadi prioritas pusat agar diselesaikan hingga akhir Desember tahun ini.
"Tapi saya ingatkan, bahwa penanganan harus pararel."
"Sekarang kan sedang menyusun RAPBD 2022, saya minta itu dimasukkan agar berlanjut."
"Sehingga, desil satu bisa diselesaikan maksimal sampai akhir 2022," pungkasnya.
Sementara itu, Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen mengatakan agar penanganan kemiskinan ekstrem ini dilakukan secara kolaboratif antara provinsi dengan daerah.
Ia juga meminta agar sumber anggaran diambilkan tidak hanya dari anggaran negara, tapi bisa dari Baznas, CSR atau filantropi.
"Selain itu, program pendampingan satu OPD satu desa binaan yang sudah jalan di provinsi harus ditingkatkan."
"Mereka-mereka yang mendampingi desa-desa itu harus bekerja optimal agar target bisa tercapai," katanya. (*)
Baca juga: Sumarno Sekda Jateng Definitif, Dilantik di Semarang Jumat 8 Oktober 2021, Ini Pesan Gubernur Ganjar
Baca juga: Stok Vaksin untuk Imunisasi DPT di Kota Semarang Habis, Tunggu Kiriman dari Pusat
Baca juga: Berwal dari Mendahului Truk, Pikap dan Tiga Motor Tabrakan di Klumpit Kudus
Baca juga: Uang Rp 5,8 Miliar di Rekening Hilang Diduga Dibobol, Warga Kudus Gugat Bank BUMN ke Pengadilan