Berita Kuliner Hari Ini
Pizza Singkong Jarak Towo? Silakan Rasakan dan Nikmati, Datang Saja ke Resto Si Jarwo Karanganyar
Secara keseluruhan bahan baku produksi berbagai macam olahan, menghabiskan sekira 1 kuintal singkong dalam sehari di tengah situasi pandemi.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Berbeda dengan pizza pada umumnya, warga Kabupaten Karanganyar ini, Sudrajat mengkreasikan komoditas lokal singkong jarak towo sebagai bahan baku pembuatan pizza.
Drajat bersama istrinya, Rossi Fatimah sebelumnya telah merintis usaha olahan serba singkong pada 2019.
Hingga kini dia telah memasarkan 15 item olahan berbahan baku singkong jarak towo.
Mulai dari cake, brownies, gethuk, singkong keju, keripik, bolu, roti kering, dan kini adalah pizza.
Dalam setiap kali produksi, Drajat dibantu 6 karyawan.
Baca juga: Umbul Dungo Ki Manteb Soedharsono di Karanganyar, Tiga Dalang Pentaskan Lakon Acharya Sudarsana
Baca juga: Masih Dibahas! Sistem Ganjil Genap Bakal Diterapkan di Tawangmangu Karanganyar
Baca juga: Apa Kabar Voucher Rp 500 Ribu HUT Karanganyar? Sudah Memasuki Hari Kelima, Diskominfo: Belum Ada
Baca juga: Peternak Ayam di Karanganyar Mulai Terima Bantuan Jagung dari Presiden, Diberi Harga Rp 4.500/Kg
Olahan pizza berbahan singkong mulai dipasarkan oleh Drajat sapaan akrabnya pada April 2020, bertepatan dengan merintis resto yang berada di Jalan Alternatif Matesih-Tawangmangu atau barat lapangan Matesih.
Di resto Si Jarwo itulah, Drajat mendisplay dan menjual olahan singkong.
Selain menyajikan olahan makanan lain seperti iga, mie, dan lainnya.
"Singkong saya katakan spesial karena bisa kita gunakan sebagai bahan baku makanan modern dan kekinian, tidak hanya gethuk, singkong keju."
"Ternyata bisa untuk cake dan pizza," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (8/10/2021).
Ide pembuatan pizza berbahan singkong ini bermula dari anaknya yang senang makan pizza.
Hingga akhirnya Drajat tertantang untuk membuat pizza dengan bahan baku singkong jarak towo.
Dia spesifik menggunakan singkong jarak towo karena ada beberapa kelebihan dibandingkan dengan singkong lainnya.
Seperti daging singkongnya yang putih, memiliki rasa manis, empur dan bisa mengembang.
Disamping mengembangkan komoditi lokal asli Kabupaten Karanganyar yakni singkong jarak towo.
"Singkong dicuci bersih, dipotong, kemudian direbus."
"Hasil rebusan dibuat lembek supaya mudah dihancurkan."
"Setelah halus dicampur bahan lain."
"Kemudian dipanggang," ucapnya.
Dia menjelaskan, komposisi utama adonan pizza terdiri tepung dan singkong.
Akan tetapi bahan baku singkong lebih dominan dibandingkan tepung.
Sehingga kuliner ini menyehatkan.

"Maksimal bisa dimix (campur), 80 persen singkong dan 20 persen tepung."
"Kalau standarnya 50 persen banding 50 persen," jelas Ayah dua anak itu.
Menurutnya, kelebihan pizza berbahan baku singkong ini teksturnya lebih empuk dan tidak cepat keras.
Lanjutnya, pizza ini dapat bertahan selama 2 hari di luar ruangan.
Adapun pizza olahan Drajat memiliki tiga varian dengan topping sayur, seafood, dan ayam.
Satu boks pizza dijual seharga Rp 35 ribu.
"Pizza ini tidak cepat keras, tekstur lebih empuk, dan bisa bertahan di luar ruangan 2 hari dan itu dalam kondisi empuk."
"Satu boks bisa untuk empat orang," terang Drajat.
Olahan pizza berbahan baku singkong milik Drajat dapat terjual rata-rata 6-10 boks per hari.
Secara keseluruhan bahan baku produksi berbagai macam olahan, Drajat menghabiskan sekira 1 kuintal singkong dalam sehari di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Sedangkan dalam kondisi normal biasanya dia menghabiskan 2-3 kuintal singkong dalam sehari.
Drajat mendapatkan singkong jarak towo sebagai bahan baku utama berbagai macam olahannya dari petani langsung.
Singkong jarak towo memang beda dengan singkong lainnya karena untuk mendapatkan hasil optimal, singkong tersebut harus ditanam di dataran tinggi minimal ketinggian 1.000 Mdpl dan suhunya minimal 20 derajat supaya mendapatkan kadar air yang bagus.
Hingga kini Drajat telah memasarkan produk olahan singkong di wilayah Solo Raya, Jakarta, Tegal, dan beberapa daerah lainnya.
Sedangkan di wilayah Karanganyar kini telah dipasarkan di beberapa toko modern, pusat oleh-oleh, oder secara online dan resto miliknya.
Dari seluruh olahan berbahan singkong, Drajat mendapatkan omzet sekitar Rp 30 juta dalam sebulan meski dalam situasi pandemi Covid-19. (*)
Baca juga: 10 Pemuda Lolos Seleksi Ajudan Milenial, Bergantian akan Mendampingi Bupati Banyumas Berkegiatan
Baca juga: 686 Anak di Banyumas Kehilangan Orangtua akibat Covid, Disediakan Bantuan Tunai dari Kemensos
Baca juga: Bocah 7 Tahun Diduga Diperkosa di Stadion Mini Purwokerto, Polresta Banyumas Dalami Kasus
Baca juga: Rektor Unsoed Purwokerto: PTM Mulai Pekan Ketiga Oktober 2021, Diawali Mahasiswa Asal Banyumas Raya