Berita Banjarnegara Hari Ini

Masih Ada 9.934 Balita Alami Stunting di Banjarnegara

Pada 2019, persentase kasus stunting di Banjarnegara adalah 23,74 persen atau terdapat 10.446 kasus stunting. Lalu 2021, turun menjadi 22,39 persen.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Pelaksanaan rembuk stunting di Sasana Bhakti Praja Setda Kabupaten Banjarnegara, Rabu (25/8/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Banjarnegara cenderung menurun pada tahun ini.

Pada 2019, persentase kasus stunting di Banjarnegara adalah 23,74 persen atau terdapat 10.446 kasus stunting.

Sedangkan data 2021, turun menjadi 22,39 persen atau masih ada 9.934 balita di Banjarnegara mengalami stunting.

Baca juga: Embun Es Kembali Selimuti Dieng Banjarnegara, Suhu Udara Tembus -1 Derajat Celcius

Baca juga: 7 Warga Panti Pamardi Raharjo Banjarnegara Sempat Positif Covid, Sembuh Berkat Obat Flu dan Vitamin

Baca juga: Kembali Viral setelah Sebut Menko Marves sebagai Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara Minta Maaf

Baca juga: Bupati Banjarnegara Minta Warga Tetap Jaga Prokes, Izinkan Lagi Kegiatan saat Status PPKM Level 2

Meski terjadi penurunan yang cukup signifikan, Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin menilai penanganan stunting di Kabupaten Banjarnegara masih perlu upaya lebih.

Ini mengingat target angka stunting nasional adalah 14 persen pada 2024.

"Target nasional angka stunting sebesar 14 persen pada 2024."

"Kami harus upayakan agar dapat terwujud, bahkan kalau bisa lebih rendah dari target tersebut," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (25/8/2021).

Kasus balita stunting menjadi perhatian serius Pemkab Banjarnegara.

Walaupun bukan merupakan penyakit, stunting tidak boleh dipandang sebelah mata. 

Masalahnya, anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki kecerdasan lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh secara optimal. 

Pada akhirnya, ia menilai stunting dapat menurunkan kualitas SDM di masa yang akan datang. 

Oleh karena itu, menurut dia, butuh sistem terpadu dan terintegrasi dalam penanganan stunting agar bisa optimal.

Baik itu melalui penguatan komitmen, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, akses pangan bergizi, serta pemantauan dan evaluasi.

Plt Kepala Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara, Yusuf Agung Prabowo menyampaikan, rembuk stunting bertujuan untuk membangun komitmen bersama di lingkungan Pemkab Banjarnegara dalam percepatan penanganan stunting.

Yusuf mengatakan, sebagai upaya percepatan penanganan stunting, saat ini Kabupaten Banjarnegara telah menetapkan 20 desa menjadi lokasi fokus penanganan stunting

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved