Berita Jawa Tengah
Update Erupsi Gunung Merapi, Ganjar: Kami Pantau Terus Perkembangannya
Ancamannya memang berupa awan panas dan membawa abu vulkanik. Arah guguran di sektor barat daya, arahnya di Kali Bebeng dan Boyong.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM - SEMARANG - Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi.
Selama sepekan terakhir, gunung yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu 20 kali mengeluarkan awan panas guguran.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kondisi Merapi.
Selain aktif berkomunikasi dengan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Ganjar juga sudah menerjunkan tim ke beberapa daerah rawan.
Baca juga: Gubernur Ganjar Ingatkan Uji Coba PTM Harus Seizin Pemprov: Tak Lapor, Kami Tutup
Baca juga: Penyerahan Remisi, Ganjar Ceritakan Kisah Jack Harun, Dahulu Perakit Bom Kini Meracik Soto
Baca juga: Hasil Rapat Penanganan Covid-19 Jateng, Ganjar: Perkembangannya Positif, BOR Terus Menurun
Baca juga: Ganjar Pakai Seragam Hazmat, Pimpin Upacara Hari Kemerdekaan di Donohudan Boyolali, Ini Alasannya
"Kami pantau terus menerus."
"Kami aktif berkoordinasi dengan BPPTKG terkait perkembangan Merapi."
"Kami juga sudah ngecek, apakah ada yang mengungsi, ternyata sampai saat ini tidak ada," kata Ganjar saat dikonfirmasi, Sabtu (21/8/2021).
Ganjar mengatakan, pihaknya juga sudah menggerakkan BPBD untuk mengantisipasi dampak erupsi Merapi.
Beberapa daerah yang terkena dampak abu vulkanik, sudah dikirim bantuan masker.
"Paling banyak dampaknya terjadi di Kabupaten Magelang."
"Sudah kita distribusikan sejak pekan lalu sampai sekarang, 10 ribu masker medis lewat BPBD Kabupaten Temanggung," jelasnya.
Selain masker medis, pengiriman bantuan logistik juga sudah dilakukan.
Logistik dikirimkan ke beberapa desa yang terdampak, yakni Desa Dukun dan Sawangan.
"Itu dua desa yang jadi perhatian kita."
"Selain itu, ada tim yang pantau di tiga kabupaten, yakni Temanggung, Magelang, dan Wonosobo."
"Kalau laporan dari Boyolali dan Klaten belum ada, jadi kita sudah kirimkan beberapa logistik ke sana," jelasnya.
Ganjar menerangkan, hasil pantauan BPPTKG pada Senin (16/8/2021) kondisi merapi masih level 3.
Saat itu, terjadi 372 guguran awan panas dan sesuai arah angin terjauh sampai ke Kandangan Temanggung.
Selain itu, Ganjar juga mendapatkan laporan detil terkait volume kubah lava dan berapa pertumbuhannya.
Per awal pekan lalu, volume kubah lava di sekitar barat daya Merapi sebesar 1,8 juta meter kubik dan pertumbuhan rata-rata perhari adalah 13 ribu meter kubik.
"Sementara volume kubah lava yang di tengah kawah sekira 2,8 juta meter kubik, pertumbuhannya rata-rata 18 ribu meter kubik perhari."
"Itu catatan-catatan penting yang dilaporkan," jelasnya.
Ganjar juga sudah mendapat laporan terbaru terkait kondisi Merapi.
Menurut laporan, level Merapi masih sama, yakni level 3.
"Ancamannya memang berupa awan panas dan membawa abu vulkanik."
"Arah guguran di sektor barat daya, arahnya di Kali Bebeng dan Boyong."
"Luncuran awan panas paling jauh 3 km dan abu vulkanik mengikuti arah angin," jelasnya.
Dengan kondisi itu, Ganjar meminta masyarakat tetap tenang, namun selalu waspada.
Ia juga meminta seluruh aktivitas pertambangan pada alur sungai yang berhulu di Merapi untuk dihentikan.
"Saya minta semua aktivitas penambangan dihentikan, masyarakat yang biasa beraktivitas di sana saya minta pergi terlebih dahulu agar semua aman," pungkasnya. (*)
Baca juga: Kecelakaan Karambol Flyover Brebes, Jasa Raharja: Hak Santunan Korban Diberikan Via Rekening
Baca juga: Bertahan Kurang dari Dua Hari, Bayi Kembar Siam di Tegal Akhirnya Meninggal
Baca juga: Percepat Vaksinasi Covid bagi Difabel, Polres Pekalongan Kota Bakal Jemput Satu Per Satu ke Rumah
Baca juga: Buntut Dangdutan di Kebonagung, 50 Warga Jalani Tes Swab PCR di Mapolres Kendal