Berita Semarang
Semarang Zoo Andalkan Simpanan untuk Biaya Pakan Satwa Koleksi, Sebulan Capai 180 Juta
Destinasi wisata Semarang Zoo kini sudah beroperasi kembali menyusul dibukanya lagi objek wisata tersebut.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Destinasi wisata Semarang Zoo kini sudah beroperasi kembali menyusul kebijakan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang telah mengizinkan obyek wisata kembali dibuka.
Direktur Semarang Zoo Choirul Awaludin mengatakan, pembukaan tempat wisata dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pihaknya untuk menggaet pengunjung.
Pasalnya, selama Semarang Zoo ditutup, biaya operasional pakan hewan ditanggung dana cadangan hasil penjualan tiket saat libur Lebaran.
"Biaya pakan satwa termasuk tinggi, per bulan dapat mencapai Rp 180 juta. Kalau tidak mengejar penjualan tiket, tentu akan repot," kata Choirul saat dihubungi, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: Sediakan Jasa Short Time, Kos Mewah di Pedurungan Kota Semarang Disegel Satpol PP
Baca juga: Geruduk Kantor Bupati Semarang Bawa Surat Lamaran, Karyawan Tempat Karaoke Bandungan Daftar PNS
Baca juga: Dua Hari Tak Keluar Kamar, Pak Mbong Ditemukan Tewas di Kamar Kos di Rejomulyo Kota Semarang
Baca juga: Penantian Panjang Reza Irfana Terbayar Lunas, Hari Ini Resmi Jadi Pemain Anyar PSIS Semarang
Ia menyebut, target kunjungan Semarang Zoo sebesar 25 persen dari kapasitas pengunjung atau sebesar 7.500 pengunjung.
Pihaknya getol mengejar target penjualan tiket tersebut untuk menutup biaya operasional kebun binatang.
"Dana cadangan hasil penjualan tiket liburan Idulfitri juga terbatas jadi kami maksimalkan sampai akhir bulan ini," tuturnya.
Saat ini, pihaknya menggiatkan promosi dan sosialisasi untuk menarik pengunjung.
Kondisi terkini, jumlah pengunjung per hari, rata-rata hanya 50 orang.
"Kami mengulang lagi untuk promosi karena sempat buka tutup mengikuti kebijakan pemerintah sehingga pengunjung juga bingung, ini buka atau tidak," terangnya.
Selama PPKM Level 3, lanjut Choirul, tiap pengunjung harus menerapkan protokol kesehatan dan wajib menunjukan kartu vaksin.
Kebun binatang ini buka setiap hari pukul 08.00-15.00 WIB dan hari libur pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
Choirul memastikan, harga tiket Semarang Zoo tidak berubah, yakni Rp 20 ribu per orang di hari biasa, Rp 25 ribu di akhir pekan, dan Rp 30 ribu di hari libur.
"Sejauh ini, selama PPKM Level 3, yang berkunjung didominasi wisatawan lokal Semarang," bebernya.
Ia berharap, pandemi segera selasai agar sektor wisata kembali normal.
"Kalau sudah normal, bisa lebih bebas memajukan tempat wisata di Kota Semarang," ungkapnya.
Baca juga: Ibu Hamil 8 Bulan Ditemukan Tewas di Kamar Kos di Gisikdrono Semarang, Wajah Membiru
Baca juga: Truk Bermuatan Kaca dan Kayu Tabrakan di Jalur Kertek Wonosobo, Gapura Desa Ikut Hancur
Baca juga: Liga 1 Siap Digelar, LIB: Pemain Wajib Sudah Mendapat Dua Kali Vaksin Covid
Baca juga: Kades Kebonagung Kena Tegur Pemkab Kendal, Buntut Video Viral Pembubaran Dangdutan
Sementara itu, pemilik spot foto di Wisata Gua Kreo , Fatma menjelaskan, selama pandemi, pihaknya memilih tutup lantaran pengunjug wisata Gua Kreo turun drastis.
Sebelum pandemi, biasanya, pihaknya mampu melayani 100-an lebih wisatawan untuk foto di spot di atas awan dengan harga tiket Rp 5 ribu.
"Sebenarnya, saat (kasus) corona agak mereda, pertengahan 2020, sempat buka. Itu hanya ada 10 orang di hari Minggu," jelasnya.
"Akhirnya, kami lebih memilih cari kerja lain sebab untuk harian ga ada pemasukan, apalagi kami kerja ada enam orang," terangnya.
Fatma juga terpaksa menjual dua kamera yang selama ini digunakan untuk bekerja di sektor tersebut.
"Kalau rugi, ga sih, sebab dulu sudah kembali modal. Rugi cuma alat-alat spot foto rusak saja," terangnya.
Fatma pun belum berencana membuka lagi usahanya meski sudah ada izin tempat wisata dibuka kembali.
"Kami kan sudah dapat kerjaan baru, jadi lebih baik nunggu aja semisal kondisi pandemi membaik nanti boleh buka. Takutnya sudah buka, ternyata ditutup lagi karena corona memburuk," katanya.
Dia berharap, sektor wisata kembali menggeliat lantaran banyak orang yang menggantungkan hidup dari sektor tersebut.
Semisal, penjual warung di kawasan Gua Kreo.
"Kasihan saja mereka sudah tua, ga ada penghasilan lain. Kalau saya bisa cari kerja lain," ujarnya. (*)