Berita Semarang
Penjualan Ponsel di Plaza Simpanglima Semarang Masih Lesu, Pengaruh Syarat Pengunjung Wajib Vaksin
Kembali dibukanya mal di Kota Semarang tak serta merta membuat penjualan smartphone di Plaza Simpanglima Semarang meningkat.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kembali dibukanya mal di Kota Semarang tak serta merta membuat penjualan smartphone di Plaza Simpanglima Semarang meningkat. Bahkan, para pengelola gerai smartphone yang ada menyebut pusat perbelanjaan gadget itu sama sepinya seperti saat awal pandemi Covid-19 melanda.
Hal itu, di antaranya, diakui Sandy Saputra, front liner di Gerai Sinar Mas Selluler Plaza Simpanglima Semarang, Senin (16/8/2021).
Menurut Sandy, sejak mal dibuka Selasa (10/8/2021) pekan lalu, hingga hari ini, hanya segelintir orang yang mampir ke tokonya.
Dia memperkirakan, masih sepinya mal khusus gadget itu lantaran adanya syarat pengunjung harus menunjukkan sertifikat vaksin.
Baca juga: Belum Banyak Diketahui, Inilah Sosok yang Viralkan Kabar Kemerdekaan, Makamnya di Bergota Semarang
Baca juga: Tak Hanya Pengunjung, Syarat Vaksinasi Covid Juga Berlaku bagi Karyawan Tenant Mal Ciputra Semarang
Baca juga: Pusat Perbelanjaan Boleh Buka Lagi, Pengunjung Mal Paragon Semarang Harus Tunjukkan Bukti Vaksin
Baca juga: Syarat Masuk Mal Harus Sudah Vaksin, Gubernur Ganjar: Itu Tidak Adil
Mereka yang belum divaksin, akhirnya memilih mencari smartphone di toko-toko di luar pusat perbelanjaan.
"Sejak awal pertama pembukaan, mal sepi seperti awal pandemi. Pengunjung yang mampir ke toko juga paling, satu-dua orang. User lebih memilih toko yang di luar area, seperti di Telogosari dan lainnya karena tidak mau ribet menunjukkan sertifikat vaksin. Jadi, (mal) buka, sebenarnya sia-sia juga," kata Sandy Saputra saat dihubungi Tribunbanyumas.com.
Sandy memaparkan, sepinya pengunjung mal turut memberikan dampak pada penjualan smartphone di tokonya.
Pada situasi pandemi di luar pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), ia menyebut, tokonya masih mampu menjual rata-rata delapan unit produk smartphone per hari.
Namun, sejak mal kembali dibuka dengan sejumlah pengetatan, menurutnya, penjualan menjadi tidak menentu.
"Dibandingkan sebelum menunjukkan sertifikat vaksin, lebih bagus yang belum menunjukkan kartu vaksin. Penjualan dulu bisa 10 unit, rata-rata 8 unit. Sekarang, weekend (akhir pekan), 1 unit saja susah," keluhnya.
Sandy menyebutkan, dalam menyiasati sepinya toko, pihaknya berusaha meningkatkan penjualan secara daring dan sistem chash on delivery (COD).
Namun, menurutnya, siasat tersebut hanya mampu menyumbang sebagian kecil dari penjualan offline.
Dalam penjualan secara daring, menurutnya, toko hanya mampu menjual antara 2 sampai 3 unit smartphone.
"Untuk penjualan online, biasanya yang kenal atau sudah langganan," lanjutnya.
Baca juga: Kain Luwur Makam Sunan Kudus Mulai Diganti: Butuh 1.500 Meter Kain Mori, Dikerjakan 34 Relawan
Baca juga: Ganti Upacara, Pemkab Banjarnegara Minta Warga Ambil Sikap Sempurna saat 17 Agustus Pukul 10.17
Baca juga: Program KKN Rampung, 137 Mahasiswa UMP Lepas Status Relawan di Pusat Isolasi Covid Banyumas
Baca juga: Ayah di Semarang Ini Tega Aniaya Anak hingga Tewas, Berawal Kesal sama Istri hingga Soal Telur Asin
Sandy pun meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan memasuki mal dengan syarat menunjukkan sertifikat vaksin tersebut.
Terlebih, menggunakan aplikasi PeduliLindungi, menurutnya banyak pengunjung merasa kewalahan karena harus mengunduh hingga menggunakan aplikasi tersebut.
"Sebenarnya, kalau memang tidak boleh dibuka, ya sudah, tidak usah buka dulu. Nanti, bukanya menunggu PPKM ketika sudah mendingan," katanya.
"Tapi, kalau ada keputusan (perpanjangan) lagi, ya bisa menunjukkan sertifikat vaksin tapi jangan pakai aplikasi Pedulilindungi, karena kalau pakai aplikasi, user jadi ribet, akhirnya pulang," imbuhnya.
Sepinya penjualan ponsel di toko area mal juga dirasakan Andi Triono, Kepala Toko SMS Shop Asia Store Plaza Simpanglima Semarang.
Andi mengatakan, syarat memasuki mal dengan menunjukkan sertifikat vaksin ini dirasa sangat mempengaruhi penjualan di tokonya.
Menurutnya, sebelum ada peraturan tersebut, rata-rata, pihaknya bisa menjual 10 unit smartphone per hari.
Namun, saat ini, ia mengatakan, hanya segelintir yang mampir dan membeli di tokonya.
"Sejak ada peraturan menunjukkan sertifikat vaksin, yang masuk toko tidak sampai 10 orang per hari. Hari ini saja, baru terjual tiga unit dan kemarin malah hanya satu unit. Kalau toko yang di luar (mal), masih lumayan," jelasnya.
Andi menyatakan, belum meratanya program vaksinasi yang telah diketahui masyarakat umum yang kini menjadi kendala sepinya pengunjung.
Ia berharap, pemerintah segera mengambil langkah baik soal program vaksinasi maupun kebijakan lain untuk menghidupkan kembali sektor perekonomian, terutama di Kota Semarang.
"Kami ada penjualan daring dan sistem COD, ya lumayan membantu tapi tidak tentu. Harapannya, untuk peraturan masuk mal, nantinya bisa sama seperti sebelum PPKM," ungkapnya. (*)