Berita Jawa Tengah

Fakta di Boyolali, Warga Sudah Meninggal Hidup Lagi, Setelah Ditanyakan Ganjar Ternyata Soal Bansos

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar Rembug Desa dengan kepala desa (kades) se-Kabupaten Boyolali secara daring.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
PEMPROV JATENG
Rembug Desa dengan para Kades se-Kabupaten Boyolali secara daring di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (4/8/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar Rembug Desa dengan Kades se-Kabupaten Boyolali secara daring di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (4/8/2021).

Dalam kegiatan itu ada saja tingkah lucu Kades di Jateng saat berbincang dengan Ganjar layaknya teman sendiri.

Awalnya Ganjar menanyakan pada para Kades itu pertanyaan umum.

Perihal bagaimana penanganan Covid-19, penanganan pasien positif yang isolasi mandiri, dan penyaluran bantuan sosial.

Saat bertanya terkait penyaluran bantuan sosial itu, ada salah satu Kades yang menulis di forum chat bahwa ada banyak warganya sudah meninggal tapi hidup lagi.

Baca juga: ASN di Pemkab Boyolali Terjerat Pinjol, Berawal Utang Rp 900 Ribu Membengkak Jadi Rp 75 Juta

Baca juga: Ganjar Beli Buah-buahan di Pasar Tawangmangu, Khusus Buat Nakes Asrama Haji Donohudan Boyolali

Baca juga: Ganjar Tinjau Tempat Isolasi Terpusat GOR Gelarsena Klaten: Langkah Penanganan Sudah Bagus

Baca juga: Gubernur Ganjar Sapa Penghuni Tempat Isolasi Terpusat di Solo, Pasien: Bosan Menunya Telur Terus

"Sebentar-sebentar, itu Kades Gunung Simo nulis ada warganya yang mati hidup lagi."

"Kok medeni (mengerikan)."

"Coba mas dihidupkan, saya pengen ngobrol," katanya pada operator.

Setelah berhasil ngobrol, Kades Gunung Simo bernama Yogi itu mengatakan, yang ia maksud warga meninggal hidup lagi itu bukan jasadnya.

Tapi, namanya kembali muncul sebagai penerima bantuan di desa.

"Ada banyak, sudah meninggal lama, sudah lama tidak dapat bantuan karena sudah kami verifikasi."

"Lha sekarang kok muncul lagi."

"Masuk daftar penerima bantuan."

"Kan namanya hidup lagi itu," kata Yogi.

Ganjar pun tertawa dengan keterangan Yogi.

Meski begitu, ia paham dengan maksud Yogi karena di beberapa tempat yang ia kunjungi, banyak kasus serupa.

Dimana ada warga yang sudah meninggal, tapi tetap menerima bantuan dari Pemerintah Pusat.

"Ada sekira 10 kepala keluarga yang sudah meninggal, tapi dapat bantuan."

"Ya kita kembalikan bantuannya, karena tidak tepat sasaran."

"Kami heran, padahal dahulu sudah diverifikasi, kok munculnya tetap sama."

"Apa mungkin pakai data lama," katanya.

Selain Yogi, sejumlah Kades lain di Boyolali juga menyampaikan hal yang sama misalnya Kades Banyuanyar, Komarudin.

Kepada Ganjar, pihaknya meminta agar ada pembenahan data bansos, karena apa yang diusulkan dari desa beda dengan data pusat.

"Untungnya kami sejak 2017 ada musyawarah desa yang khusus membahas kemiskinan."

"Jadi masalah-masalah yang seperti ini, bisa kita atasi," kata Komarudin.

"Di desa kami ada 38 warga yang dapat bansos dobel."

"Itu kami alihkan ke warga yang lain tidak bisa."

"Bagaimana, supaya bisa langsung kami alihkan."

"Soalnya masyarakat banyak yang butuh," kata Kades Senden, Sularsih.

Ganjar pun langsung menjawab bahwa perbaikan data terus dilakukan.

Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kemensos terkait hal itu.

"Tapi ndak bisa langsung dialihkan ke warga lain."

"Harus dikembalikan terlebih dahulu, karena itu ada prosesnya."

"Mengelola keuangan negara kan tidak sembarangan," jawabnya.

Dari acara Rembug Desa itu, Ganjar mengatakan masalah yang dialami para Kades di Jateng relatif sama.

Kalau penanganan Covid-19, Ganjar tidak khawatir karena semua desa sudah berjalan dengan baik.

"Tapi persoalan bantuan ini yang banyak dikeluhkan."

"Ada Kades yang menyampaikan blokosuto (terang-terangan, apa adanya), yang meninggal hidup lagi katanya."

"Karena memang ada beberapa data yang pernah diverifikasi muncul lagi," imbuhnya.

Untuk itu, pihaknya terus komunikasi dengan Kemensos terkait hal ini.

Ia berharap, Kemensos segera memberikan data agar bisa diverifikasi langsung di lapangan.

"Kalau dari Kemensos bisa cepat memberikan, maka itu bisa membantu."

"Sebenarnya tidak banyak, tapi ini menciderai masyarakat."

"Banyak yang protes dan Kades-kades ini jadi pusing."

"Meskipun sebenarnya sebagian besar sudah benar, tapi yang sedikit ini bisa nyrimpeti," pungkasnya. (*)

Disclaimer Tribun Banyumas

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Dua Hari Pencarian, Korban Tenggelam di Sungai Serayu Cilacap Ditemukan dalam Kondisi Tewas

Baca juga: Warga Cilacap Kini Lebih Mudah Mendaftar dan Memilih Lokasi Vaksinasi Covid, Cukup Klik Aplikasi Ini

Baca juga: 1000 Mahasiswa di Banyumas Ikuti Vaksinasi Covid untuk Percepatan Kuliah Hybrid

Baca juga: Bakal Tampil di ArtJog MMXXI, Seniman Rumah Lengger Banyumas Siapkan Memoar Lengger Lanang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved