Penanganan Corona
Ini Alasan Gubernur Ganjar Bentuk Tim Satgas Oksigen: Pastikan Suplay Aman di Jateng
Beberapa waktu lalu, pasokan oksigen medis di sejumlah daerah di Jawa Tengah sempat terganggu. Sasus aktif Covid-19 mengalami peningkatan
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Beberapa waktu lalu, pasokan oksigen medis di sejumlah daerah di Jawa Tengah sempat terganggu.
Disamping itu, kasus aktif Covid-19 juga terus mengalami peningkatan.
Merespons hal itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengambil langkah gesit dengan membentuk Satgas Oksigen yang beranggotakan sejumlah instansi penting termasuk Ditreskrimsus Polda Jateng.
Baca juga: Truk Angkutan Logistik Harus Masuk Tol selama PPKM Darurat, Aptrindo Jateng DIY: Babak Belur!
Baca juga: Kapolda Jateng Janji Tindak Tegas Penimbun Obat dan Oksigen di Tengah Pandemi Covid
Baca juga: Kapan Kami Bisa Vaksin? Begini Jawaban Ganjar Saat Kunjungi Asrama Mahasiswa di Semarang
Baca juga: Ganjar Cerita Kesedihannya Saat Kunjungi Pemalang dan Pekalongan: Tolong Bisa Tegas Lagi
"Ada dua yang penting dari rapat hari ini."
"Pertama soal oksigen, dan kedua soal vaksin."
"Untuk oksigen, saya membuat Satgas Oksigen yang anggotanya dari berbagai unsur, termasuk Dirreskrimsus Polda Jateng," ujar Ganjar seusai memimpin rapat koordinasi Covid-19 di kantornya, Senin (5/7/2021).
Satgas Oksigen ini ditugaskan untuk memastikan suplai oksigen di Jawa Tengah aman.
"Tugasnya untuk memastikan suplai oksigen di rumah sakit seluruh Jawa Tengah aman," tambah Ganjar.
Dia mengatakan, Satgas Oksigen ditugaskan untuk menghitung seluruh stok oksigen yang ada di Jawa Tengah.
Jumlahnya berapa, ada di mana saja dan berapa kebutuhan yang diminta rumah sakit.
"Jadi semua bisa ditangani sesuai data."
"Dan ini inline dengan hasil rapat kemarin bersama Menko Marinvest, Menteri Kesehatan dan lainnya terkait oksigen," jelasnya.
Satgas Oksigen lanjut Ganjar digunakan untuk menampung keluhan-keluhan dari rumah sakit di Jawa Tengah.
Selain itu, Satgas juga diminta membantu, memfasilitasi termasuk mencarikan jalan keluar untuk pemenuhannya.
"Kita minta sedikit ngoyak-oyak."
"Kenapa ini penting dilakukan, agar tidak ada delay berkepanjangan karena bisa berakibat fatal bagi pasien," jelasnya.
Selain membentuk Satgas Oksigen, Ganjar juga telah melakukan strategi kedua yakni konversi oksigen non kesehatan semuanya untuk kesehatan.
Selain itu, upaya penambahan stok dan penyediaan Isotank dilakukan dengan cepat.
"Oksigen ini kendalanya stok, jadi memang menipis."
"Maka kemarin kita rapat dengan pemerintah pusat, untuk menambah tangki-tangki besar."
"Maka sudah didatangkan Isotank dari Morowali untuk kebutuhan ini," ucapnya.
Termasuk ada rencana mengkonversi tangki lain untuk tempat oksigen.
Juga ada rencana pengadaan tangki dari impor.
"Nasional sudah berpikir keras soal ini, tapi karena ini butuhnya cepat, maka kami membentuk Satgas Oksigen ini untuk memastikan di daerah aman," pungkasnya.
Sementara itu, Pj Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo dalam paparannya menerangkan, kebutuhan oksigen di Jawa Tengah saat ini sekira 424.940 meter kubik perhari.
Jumlah itu digunakan untuk pemenuhan pasien di ICU maupun isolasi di rumah sakit serta tempat isolasi terpusat.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh perusahaan penyedia oksigen dalam rangka pemenuhan ini."
"Kami juga melakukan pendataan terkait kebutuhan real di lapangan agar manajemennya terkendali," ucapnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Stasiun Purwokerto Siapkan Vaksinasi Covid Gratis bagi Calon Penumpang KA Jarak Jauh, Ini Syaratnya
Baca juga: Pelanggaran PPKM Darurat di Purbalingga Terbanyak Kedua di Jateng, Bupati Keliling Cek Setiap Malam
Baca juga: Alhamdulillah, Kudus Kini Tak Lagi Berzona Merah, Ganjar: Banjarnegara Justru Lagi Meningkat
Baca juga: Wonosobo Wilayah Tertinggi Pelanggaran PPKM Darurat di Jateng, Mayoritas Karena Ulah Pedagang