Berita Pendidikan Hari Ini
Sejak Awal Juni di Banjarnegara, Semua SD dan SMP Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Noor Tamami mengatakan, pembelajaran tatap muka di SD dan SMP sudah dimulai sejak awal Juni 2021.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dirindukan sebagian siswa dan orangtua.
Maklum, sudah setahun lebih pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring), masyarakat menginginkan sekolah kembali dibuka.
Masalahnya, pandemi Covid-19 yang masih mengganas membuat pemerintah menunda PTM sampai situasi memungkinkan.
Sebagian daerah, semisal Kabupaten Kebumen mulai memberlakukan PTM, namun hanya diperuntukkan bagi sekolah yang berada di zona hijau.
Lain halnya di Kabupaten Banjarnegara.
Baca juga: Warung Hancur Diseruduk Mobil Pikap, Terjadi di Purwareja Klampok Banjarnegara
Baca juga: Guru dan Tenaga Pendidikan Mulai Disuntik Vaksin, Jelang Penerapan PTM di Banjarnegara
Baca juga: Keanggotaan Komunitas Sarsipol Bertambah, Politeknik Banjarnegara Ikut Gabung
Baca juga: Mengupas Manisnya Bisnis Pisang Kirana di Banjarnegara, Contoh yang Dirasakan Solihin dan Irhamto
Mulai akhir Mei atau awal Juni 2021 ini, PTM dilakukan serentak di seluruh sekolah dari jenjang SD maupun SMP.
Sekolah-sekolah yang tadinya kosong kini sudah terisi kembali.
Jalan kembali hiruk oleh anak-anak berseragam sekolah.
Mobil-mobil angkutan kembali menyesaki pinggir jalan dekat sekolah menunggu para siswa.
Sebagian mereka mengenakan pelindung masker sesuai arahan protokol kesehatan.
Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Noor Tamami mengatakan, pembelajaran tatap muka di SD dan SMP sudah dimulai sejak awal Juni 2021.
"Ini PTM periode kedua, yang pertama sudah pernah dilaksanakan pada Agustus hingga Desember 2020," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (4/6/2021).
Pada akhir 2020, pihaknya menggelar PTM periode pertama.
Tetapi mulai Januari 2021, pembelajaran kembali harus dilaksanakan secara daring mengikuti arahan Pemerintah Pusat.
Rupanya, dalam perjalanannya, muncul keluhan sebagian orangtua atau masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan.
Ketiadaan sinyal internet di desa menyulitkan sebagian siswa untuk mengikuti pembelajaran daring.
Bahkan, pernah viral sekelompok anak di Kecamatan Karangkobar tiap hari harus naik ke bukit dan belajar di kuburan demi mendapatkan sinyal.
Mereka harus belajar berdampingan dengan batu-batu nisan orang yang telah meninggal.
Belum lagi permasalahan lain semisal keterbatasan kemampuan orangtua miskin untuk memenuhi sarana pembelajaran bagi anaknya.
"Sebagian masyarakat keberatan karena sarana tidak punya, sinyal sulit."
"Karena kondisi geografi Banjarnegara itu bergunung," katanya.
Pihaknya lantas menggelar pertemuan dengan Forkopimda, Dinkes, BPBD, dan stakeholder lain untuk membahas permasalahan itu.
Di situ pihaknya menerima banyak masukan, serta keluhan para orangtua.
Alhasil, pada 5 April 2021, pihaknya menggelar kembali Pembelajaran Tatap Muka (TPM) terbatas.
Kala itu hanya dilakukan di 5 sekolah setingkat SMP dan 20 SD di 20 kecamatan di Banjarnegara.
Pihaknya kemudian melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan TPM terbatas itu.
Dari hasil evaluasi pihaknya, ternyata semua sekolah dinilai bagus dalam menetapkan protokol kesehatan.
Pihak sekolah dinilainya patuh terhadap ketentuan prokes, seperti siswa dalam satu kelas maksimal 15 orang.
Mengenakan masker, ketersediaan sarana prasarana semisal tempat cuci tangan serta alat pengukur suhu (thermogun).
"Setelah dievaluasi, kok bagus, prokes ditaati," katanya.
Dianggap berhasil menggelar PTM terbatas, pihaknya lantas memberikan izin kepada lebih banyak sekolah untuk menggelar PTM.
Dari 5 sekolah kemudian berkembang menjadi 20 sekolah setingkat SMP yang diberi izin melaksanakan PTM.
SD yang melaksanakan PTM juga bertambah banyak.
Tetapi PTM tidak serta merta digelar, kecuali melalui sejumlah syarat yang harus dipenuhi.
Persyaratan itu meliputi adanya izin dari tim Satgas Covid 19 di wilayah setempat, izin orangtua atau wali, kesanggupan pihak sekolah untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Secara bertahap, kini seluruh sekolah setingkat SD dan SMP di Kabupaten Banjarnegara sudah menggelar PTM dengan protokol kesehatan.
Noor mengatakan, selama PTM diberlakukan, tidak ditemukan kasus lonjakan kasus Covid 19 di lingkungan sekolah.
Dia pun berharap seterusnya tak ada temuan kasus Covid 19 di lingkungan sekolah.
Dengan demikian, aktivitas pendidikan bisa terus berjalan normal.
"Mudah-mudahan tidak ada kasus," katanya. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Dico Sebut 50 UMKM Kendal Sudah Siap Ekspor Produk, Pemkab Bantu Lakukan Ini
Baca juga: Tekan Laju Pertumbuhan Kasus Covid-19, Puluhan Pegawai Lapas Kendal Disuntik Vaksin
Baca juga: Bupati Wacanakan Bangun Kawasan Industri di Pemalang, Mukti Agung Wibowo: Kami Sedang Survei Lokasi
Baca juga: Surga Tersembunyi di Pinggiran Pemalang, Cerita Arun Terkesima Lihat Panorama Curug Bengkawah