Berita Purbalingga Hari Ini

Mengenal Desa Kartun di Sidareja Kaligondang, Tempatnya Para Seniman Muda Bernaung di Purbalingga

kelompok anak muda di Cartoon Village Sidareja dididik menjadi calon seniman yang akan mengembangkan kartun dan seni lainnya. 

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, kini mulai dikenal menjadi desa kartun.

Di tengah kejenuhan pembelajaran daring, para pemuda berbenah ingin membangun desa wisata

Unik, disebutnya sebagai desa kartun atau Cartoon Village Sidareja

Desa ini ingin mengangkat kembali cerita legenda desa, tarian, makanan, atau permainan zaman dahulu.

Baca juga: Isu Bagi-bagi Mahar Politik Jelang Musda Partai Golkar Purbalingga, Arahkan ke Satu Calon Ketua

Baca juga: Jumadi Berteriak Minta Tolong, Lihat Asap Keluar dari Rumah Tetangganya di Kutasari Purbalingga

Baca juga: Warga Kutasari Purbalingga Ditemukan Tewas di Kolam Ikan, Diduga Kecemplung saat Serangan Epilepsi

Baca juga: Buruh di Purbalingga Curhat Disambut Tawa Ganjar Pranowo: Bose Ganteng Pisan

Kemudian diceritakan kembali dalam bentuk gambar kartun tentang budaya zaman dahulu dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. 

Jika berkunjung ke sana, banyak dari tembok rumah warga dilukis yang semakin menambah estetika rumah. 

Muda-mudinya juga belajar seni wayang kartun.

Dalangnya semuanya adalah perempuan, tiga orang. 

Tujuannya adalah membangkitkan kembali kecintaan anak-anak muda terhadap budayanya sendiri. 

Harapannya, Sidareja menjadi desa wisata kartun pertama di Indonesia.

Desa Kartun muncul sejak September 2020 dan didirikan sekolah, bernama Kie Art Cartoon School. 

Beberapa pemudi Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga sedang belajar menari di Kie Art Cartoon School, Senin (3/5/2021).
Beberapa pemudi Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga sedang belajar menari di Kie Art Cartoon School, Senin (3/5/2021). (TRIBUN BANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI)

Kie Art Cartoon School digagas oleh Gita Yohanna Thomdean bersama Slamet Santosa

Gita memilih kartun, karena merupakan bahasa yang mudah dipelajari generasi muda. 

Ia mengatakan, kelompok anak muda di sana dididik menjadi calon seniman yang akan mengembangkan kartun dan seni lainnya. 

Selain itu pemuda desa dibiasakan menggunakan batik saat beraktivitas, salah satu tradisi yang sedang dibangkitkan untuk menghargai dan mencintai batik. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved