Erupsi Kawah Sileri
Letusan di Kawah Sileri Dieng Bisa Jadi Ancaman Serius, Meledak Tanpa Peringatan Sebelumnya
Kawasan volkanik atau gunungapi yang tampaknya tidak aktif dan membahayakan dapat tiba-tiba mengalami letusan tanpa adanya peringatan sebelumnya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
Kawasan gunungapi yang memiliki sumber panas (magma) dan pola aliran air tertentu berpotensi menghasilkan erupsi-erupsi hidrotermal atau freatik lain.
Ketika air berubah menjadi uap (karena terpanaskan) di bawah permukaan, akan menurunkan tekanan.
Selanjutnya akan meningkatkan temperatur dan menguapkan air sisa secara tiba-tiba dan pada akhirnya juga akan menimbulkan erupsi juga.
"Ada hikmah dari peristiwa letusan freatik Kawah Sileri."
"Kawasan volkanik atau gunungapi yang tampaknya tidak aktif dan membahayakan dapat tiba-tiba mengalami letusan tanpa adanya peringatan sebelumnya."
"Sekalipun letusan freatik pada umumnya kurang signifikan, bencana ini bisa menimbulkan ancaman serius karena ketidaksiapan masyarakat," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (1/5/2021).
Menurutnya, sampai sejauh ini belum ada metode khusus yang dapat memprediksi letusan jenis freatik.
Yang dapat dilakukan adalah pemantauan menggunakan sensor gelombang gempa di bawah permukaan yang akan ditangkap di pos pemantauan.
DIa memaparkan, setiap daerah berbeda-beda intensitas letusannya.
Studi kasus di Ontake, Jepang, terjadi letusan freatik besar yang menewaskan puluhan orang pada 2014.
Kasus di Kawah Sileri, Dieng memang tidak terlalu signifikan, akan tetapi jika tidak diantisipasi akan tetap membahayakan masyarakat sekitar.
Tidak lama setelah letusan di Kawah Sileri, statusnya kini kembali normal.
"Tergantung dari tubuh air di bawah permukaan dalam yang berinteraksi dengan sumber panas."
"Semakin besar kantong-kantong air yang berinteraksi dengan sumber panas (magma) di bawah permukaan maka letusan freatik maka lebih besar," terangnya.