Penanganan Corona

Muncul Klaster Tarawih di Dua Desa, Bupati Banyumas: Kami Paham Karena Masyarakat Sudah Jenuh

Penambahan kasus Covid-19 muncul dari klaster tarawih, tepatnya di Desa Pekaja, dan Kecamatan Kalibagor, serta Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Seusai ditemukannya klaster salat tarawih berjamaah di Kabupaten Banyumas, Tim Satgas Covid-19 menutup masjid dan mushala.

Yakni di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor dan Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede. 

Kedua desa itu juga telah melakukan disinfeksi secara menyeluruh.

Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas, Sadiyanto menuturkan, Satgas menutup 2 masjid dan 2 musala di masing-masing wilayah tersebut.

Baca juga: 201 Kendaraan Pemudik Sudah Stay di Banyumas, Hasil Screening di Tiga Pospam Perbatasan

Baca juga: Hasil Tracking Covid-19 Jemaah Salat Tarawih di Banyumas, Sedang Sakit Namun Berangkat ke Masjid

Baca juga: Pelaku Masih di Bawah Umur, Hantam Korban Gunakan Batu, Kabar Penemuan Mayat di Ajibarang Banyumas

Baca juga: Data Sepekan Melalui Aplikasi Polisine Inyong: Sudah Ada 1.789 Pemudik Masuk Banyumas

Sebelumnya sempat diberitakan jika penambahan kasus Covid-19 muncul dari klaster tarawih, tepatnya di Desa Pekaja, dan Kecamatan Kalibagor, serta Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede. 

Kasus tersebut bermula dari dua orang warga Desa Pekaja yang positif Covid-19. 

Kemudian dari pihak Dinkes lakukan tracing dan ditemukan total 44 orang positif. 

Sementara itu untuk klaster tarawih lainnya terjadi pula di Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede.

Dimana terdapat 7 orang positif yang sekarang sedang menjalani karantina di RK Diklat Baturraden sejak 26 April 2021.

Setelah diketahui kasus positif, pihak Puskesmas langsung koordinasi dengan satgas desa.

"Warga desa sekitar sudah diberikan edukasi untuk tarawih di rumah mereka masing-masing." 

"Masalahnya di lapangan itu ada kelompok jamaah tertentu yang berpindah masjid ke wilayah lain."

"Sehingga tracking berkembang ke masjid wilayah lain," ungkap Sadiyanto kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (30/4/2021). 

Terkait lemahnya penegakan prokes pada saat salat tarawih, diakui oleh warga setempat, yaitu Iqro (40) warga RT 02 RW 02, Desa Pekaja.

Dia mengatakan, selama ini banyak warga tidak pakai masker saat salat tarawih berjamaah. 

"Kalau jarak sebenarnya diatur, tapi kalau pakai masker sepertinya banyak warga acuh dan tidak pakai saat salat tarawih berjamaah," katanya. 

Sementara itu Bupati Banyumas, Achmad Husein terus mengingatkan agar warga patuh prokes. 

"Operasi masker kami tingkatkan lagi, walau kami paham masyarakat sudah jenuh."

"Sehingga tracing kami percepat dan perluas serta tetap jaga komorbid," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (30/4/2021). 

Menurut Husein, kesadaran masyarakat menjadi solusi paling ampuh mencegah penyebaran Covid-19. (Permata Putra Sejati)

Disclaimer Tribun Banyumas

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Bupati Kendal Minta Kades dan Camat Lebih Tegas, Banyak Warga Tak Patuh Prokes di Tempat Ibadah

Baca juga: Sekolah Tambahan Penyelenggara PTM Masih Tunggu Vaksin, Ini Jadwal Vaksinasi Guru di Kendal

Baca juga: Begini Cara Siswanto Curi Kabel Telkom di Kabupaten Semarang, Dua Pelaku Lainnya Masih Buron

Baca juga: Pengusaha Ngadu ke Dewan, Kena Pungli Izin Usaha di Kabupaten Semarang

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved