Berita Kuliner Hari Ini
Tanah Liat Disulap Jadi Cemilan, Orang Menyebutnya Ampo, Kuliner Jadul Asal Blora
Hampir setiap hari nenek yang tinggal di RT 07 RW 01 Dusun Ketangar, Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora ini menyempatkan diri membuat ampo.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
“Soalnya kalau memakai pisau tidak bisa dipotong tanahnya lengket,” ujar Sarti kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/4/2021).
Hasil potongan tanah itu menyerupai kue gulung.
Jika teksturnya masih lembek, Sarti biasa menjemurnya terlebih dahulu sebelum dipanggang.
Tidak lama untuk menjemur ampo mentah itu, paling hanya sekira 15 menit.
Kemudian tahapan pemungkas dalam pembuatan ampo yakni memanggang di atas bara api barang 30 menit.
Memang tidak ada campuran apa pun dalam pembuatan ampo.
Aroma yang ditawarkan oleh kuliner tersebut tidak lain hanya aroma tanah.

Meski begitu, kata Sarti, masih banyak para geofagi atau mereka yang memiliki kebiasaan memakan tanah yang memburunya.
Buktinya ampo buatan Sarti selalu laris terjual.
Ampo buatan Sarti paling sering dibeli oleh bakul atau pedagang pasar di Blora.
Para pedagang itu kemudian menjualnya lagi.
Selain itu tidak jarang para konsumen yang langsung bertandang ke kediamannya demi berburu ampo.
Tidak hanya Blora, sesekali ampo buatan Sarti juga dikirim ke Rembang jika memang ada permintaan.
Bahkan yang paling berkesan bagi Sarti, ampo buatannya pernah sampai ke Arab Saudi.
Saat itu karena ada tenaga kerja Tanah Air yang memesannya.