Berita Teknologi Hari Ini

Cari Pakan Ternak Harga Ekonomis? Cobalah Gunakan Hasil Inovasi Sriatun Ini, Guru SMK Cordova Pati

Sriatun terpikir untuk menciptakan produk inovasi ini karena dia tinggal di Desa Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, sentra produksi tepung tapioka.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
ISTIMEWA
Sriatun (30), guru SMK Cordova Margoyoso Pati, memperlihatkan hasil inovasi produk pakan ternak miliknya, belum lama ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Sriatun (30), guru Fisika SMK Cordova Margoyoso Pati sukses menciptakan pakan ternak ekonomis berbahan limbah bonggol singkong.

Hasil inovasinya ini dia ikutkan dalam Pati Innovation Award 2021.

Kini dia berhasil terpilih dalam 12 finalis kategori umum/ASN.

Baca juga: 10.740 Lansia Sudah Disuntik Vaksin, Jadi Target Prioritas Sasaran Dinkes Kabupaten Semarang

Baca juga: Sempat Berteriak Minta Tolong Sebelum Meninggal, Petani Asal Babadan Banjarnegara Terjatuh ke Jurang

Baca juga: Bupati Blora Minta Restu Gubernur Jateng, Segerakan Gelar Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Baca juga: Buruh Lepas Ini Coba Hibur Diri Bermain Judi Qiu-qiu, Pusing Karena Tak Ada Kerjaan

Sriatun terpikir untuk menciptakan produk inovasi ini karena dia tinggal di Desa Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, yang merupakan sentra produksi tepung tapioka.

"Produksi tapioka memiliki sisa hasil produksi berupa bonggol singkong dengan jumlah yang melimpah."

"Para pemilik usaha menggunakan singkong sebagai bahan utama dengan minimal kapasitas singkong 1 ton setiap hari."

"Limbah bonggol singkong yang dihasilkan cukup banyak bisa mencapai 5 gerobak," tutur dia kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (16/3/2021).

Sriatun menyebut, apabila dibiarkan begitu saja, limbah bonggol singkong akan menumpuk atau diambil orang hanya untuk bahan pembakaran batu bata. 

Adapun bonggol singkong merupakan bagian yang berada di antara batang dan umbi.

Bagian ini, sebut Sriatun, mempunyai komposisi selulosa 70-80 persen, lignin 15-20 persen, dan ADF 15-20 persen.

"Kandungan selulosa yang besar berpotensi untuk makanan alternatif pendamping rumput di peternakan kambing," terangnya. 

Menurut Sriatun, perlu pemanfaatan bahan ini untuk meningkatkan produktivitas peternakan.

"Pemanfaatan bonggol singkong dengan cara digiling lebih halus."

"Kandungan selulosa yang tinggi dengan digiling memudahkan kambing untuk memakan berdampingan dengan rumput," jelas dia.

Sriatun mulai melakukan uji coba pada Mei 2019.

Kemudian pada Juli 2020 produk hasil inovasinya mulai ia terapkan pada hewan ternak peliharaannya sendiri.

Menurut dia, pakan ini efektif diterapkan pada kambing dan sapi.

Dari hasil pengamatannya, kambing jenis moreno lebih suka tekstur limbah singkong yang agak kasar dan kering.

"Kalau kambing jenis etawa lebih suka tekstur yang kering-halus seperti tepung."

"Beda lagi pada sapi yang lebih suka tanpa tambahan, tetapi hasil digiling masih basah," urai dia.

Saat ini, pakan ternak yang diproduksi Sriatun dipasarkan ke pemilik usaha peternakan di Pati, Rembang, dan Jepara.

"Pemasaran juga sampai kepada peternakan rumahan, di pasar, bahkan Safin Farm milik Wakil Bupati Pati yang memelihara domba etawa juga menggunakan pakan ini," kata dia.

Dia berharap, produk karyanya ini bisa dipasarkan secara lebih luas di Indonesia. (Mazka Hauzan Naufal)

Baca juga: Dinkes Jateng Periksa Ulang Sampel Penyintas Corona B117 Asal Brebes, Hasilnya Tunggu Sebulan Lagi

Baca juga: Kepala Disperkim Digelontor 20 Pertanyaan Lebih, Dugaan Korupsi Revitalisasi Alun-alun Kota Tegal

Baca juga: Saking Akrabnya, Sakunah Hafal Nama Monyet di Kawasan Candi Batur Pemalang

Baca juga: Bupati Blora Minta Restu Gubernur Jateng, Segerakan Gelar Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved