Berita Pemalang
Anak Punk Menjamur di Jalan Pantura Pemalang: Dua Bocah Kalang Kabut Diteriaki Ayah saat Ngamen
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, banyak anak-anak nge-punk di Jalan Pantura Pemalang.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Tepuk tangan berirama, mengiringi nyanyian dua bocah berusia belasan tahun yang mendendangkan lagu berjudul Negeri-negeri ciptaan Marjina Band di traffic light di Kecamatna Comal, Pemalang, Sabtu (13/2/2021).
Badan mereka nampak basah kuyup akibat hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut.
Meski demikian, keduanya terkesan tak menghiruakan kondisi tersebut dan tetap bernyanyi di dekat mobil yang berhenti akibat lampu merah.
"Bocah-bocah kecil merintih melangsungkan mimpi di jalanan, buruh kerap dihadapi, penderitaan. Inilah negeri kita, alamnya kelam tiada berbintang. Dari derita dan derita, menderita," nyanyi kedua bocah itu sembari meminta belas kasihan ke pengguna jalan.
Baca juga: Rohadi Berniat Gantung Kunci, Sopir Angkot di Pemalang: Cari Rp 25 Ribu Susahnya Minta Ampun
Baca juga: Ini Hasil Program Infrastruktur Sepanjang 2020, Capai Rp 241 Miliar, Ditangani DPUTR Pemalang
Baca juga: Stadion Mochtar Pemalang Masih Butuh Rp 45 Miliar, DPUTR: Guna Lengkapi Fasilitas
Baca juga: DPUTR Pemalang: Pembangunan Jembatan Penghubung Desa yang Rusak Itu Butuh Rp 1 Miliar
Beberapa pengguna jalan nampak acuh melihat kedua bocah itu ngamen di tengah derasnya guyuran hujan.
Namun, tak jarang, beberapa lainya memberikan uang ke kedua bocah yang mengenakan kaos berwarna merah dan hitam itu.
Nayian dua bocah itu pun buyar kala seorang lelaki berteriak keras, memanggil satu di antara bocah tersebut.
"Pan, Ipan, bali ora? Tak parani yen ora bali (Ipan pulang atau tidak, kalau tidak saya datangi)," teriak lelaki paruh baya yang menggenakan jas hujan, di tepi jalan.
Muka lelaki yang nengaku bernama Suprih itu nampak kesal. Tatapannya terus tertuju kepada dua bocah tersebut.
"Tidak sekolah malah nge-punk di jalanan, mau jadi apa, Pan," ucapnya sembari menunggu dua bocah tersebut.
Mendengar teriak keras, keduanya kalang kabut dan seketika menghampiri Suprih.
"Pulang, ibu menunggu di rumah. Kamu itu dinasihati susahnya minta ampun. Harus pakai cara apa lagi bapak ngasih nasihat ke kamu, Pan?" katanya.
Baca juga: Cari Laptop Dell? Ini Daftar Harga Bulan Februari 2021 dan Spesifikasinya
Baca juga: Puluhan Remaja Tawuran di Depan Pasar Perbalan Semarang Dibubarkan Polisi: Ini Masalah Hati, Pak
Baca juga: 5 Berita Populer: Jejak Perjanjian Giyanti di Karanganyar-Kicau Poksay Kuda Hilang di Gunung Slamet
Baca juga: Genap Sepekan Banjir Rendam Genuk Kota Semarang, 160 Pengungsi Masih Tinggal di Masjid dan SD
Satu di antara bocah yang mengenakan kaos merah pun tak banyak menjawab dan memilih mengikuti permintaan Suprih.
"Iya, Pak, saya ikut pulang," ujarnya sambil duduk membonceng di motor yang dikendarai Suprih.
Kejadian itu pun ditanggapi oleh warga yang mengenal dua bocah tersebut.