Berita Kebumen

BPBD Kebumen: 37 Desa Masuk Zona Risiko Tinggi Terdampak Tsunami

Zona rawan terdampak tsunami di Kebumen tersebar di 37 desa risiko tinggi, 32 desa dengan kategori risiko sedang, dan 25 desa lainnya berisiko rendah.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Petugas gabungan mengelilingi hutan mangrove di pesisir Pantai Ayah Kebumen, yang menjadi benteng alami untuk menahan lajunya gelombang tinggi dan tsunami, belum lama ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - 37 desa di Kabupaten Kebumen masuk zona rawan terdampak bencana tsunami berkategori risiko tinggi.

Selain itu, menurut Plt Kalakhar BPBD Kabupaten Kebumen, Teguh Kristiyanto, zona rawan terdampak tsunami juga tersebar di 32 desa dengan kategori risiko sedang.

Sedangkan 25 desa lainnya berisiko rendah. 

Baca juga: Kapolres Jadi Orang Pertama Penerima Vaksin Covid di Kebumen: Jarumnya Kecil, Tidak Terasa Sakit

Baca juga: Berikut Nama 10 Pejabat Penerima Vaksinasi Pertama di Kebumen, Ada Ketua MUI dan Ketua PN

Baca juga: Vaksinasi Tahap Pertama di Kebumen Dimulai Hari Ini, Wabup Jadi Penerima Pertama

Baca juga: Sempat Antar Anak Kerja, Pengendara Motor Ini Meninggal Secara Mendadak di Jalan Potongan Kebumen

Teguh mengatakan, desa-desa berisiko terdampak tsunami tersebar di 11 kecamatan.

Meliputi Kecamatan Buayan, Buluspesantren, Ambal, Petanahan, Puring, Bonorowo, Klirong, Ayah, Kuwarasan, Adimulyo, dan Mirit.

Data itu diperoleh dari hasil kajian risiko bencana 2020 oleh pihaknya bekerja sama dengan BNPB

Wilayah berisiko terdampak tsunami di Kabupaten pun cukup luas.

Yakni untuk risiko tinggi seluas 6.008,47 hektare, risiko sedang 5.596,43 hektare, dan risiko rendah 4.262,73 hektare. 

Teguh menjelaskan, kondisi geologi Kebumen membuat daerah itu berisiko terdampak tsunami

"Kebumen berdekatan dengan zona subduksi Pulau Jawa."

"Kebumen juga berhadapan langsung dengan Samudera Hindia."

"Potensi ancaman gempa bumi tinggi," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (25/1/2021). 

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya mitigasi.

Seperti melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di kawasan pesisir.

Sampai saat ini, sudah terbentuk 31 destana di 31 desa kawasan pesisir yang rawan terdampak tsunami.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah pesisir, juga terhadap komunitas-komunitas masyarakat. 

Sosialisasi ini penting untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami

Sebanyak 17 unit Early Warning System (EWS) juga telah terpasang di desa rawan terdampak tsunami di pesisir Kebumen itu.

Setiap bulan, pihaknya memeriksa kondisi alat itu serta melakukan ujicoba yang diketahui masyarakat. 

"Jika ada (EWS) yang tidak berfungsi, kami betulkan," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Kisah Kedekatan Alana Bersama Syeikh Ali Jaber, Hafiz Cilik Asal Banjarnegara Ini Tak Henti Bersedih

Baca juga: Pemkab Banjarnegara Sudah Transfer Rp 1 Miliar, Bantu Tiga Provinsi Terdampak Bencana

Baca juga: Warga Wonosobo Ini Kepergok Jual Kubis Hasil Curian, Beraksi di Kebun Desa Gembol Banjarnegara

Baca juga: Seluruh Wisata Air Belum Juga Dibuka, Ini Alasan Disparbud Kabupaten Wonosobo

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved