Berita Tegal
Nasib Penjual Burung Kicau di Tegal di Masa Pandemi, Pembeli Menurun Drastis, Koleksi Tidak Terurus
Menurut Edy, penjualan burung tidak seperti ikan hias dan tanaman hias yang sedang ngetren di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Dampak pandemi virus corona atau Covid-19 begitu dirasa oleh para penjual burung kicau di Kota Tegal.
Mereka banyak mengalami kerugian.
Dari penurunan angka pembeli, harga jual anjlok, hingga banyaknya koleksi yang mati.
Burung kicau justru tidak diminati di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Vaksinasi Kota Tegal Dimulai 14 Februari 2021, Tahap Pertama Sasar 1.420 Penerima
Baca juga: Babak Akhir Persidangan Kasus Konser Dangdut di Tegal, Wasmad Divonis Enam Bulan Penjara
Baca juga: Warga Minta Pantai Kampung Tirang Tegalsari Jadi Wisata Baru di Kota Tegal
Baca juga: Cerita Nekat Wanita Ini Tulis dan Kirim Surat Buat Wakil Wali Kota Tegal, Begini Respon Jumadi
Berbeda dengan ikan hias dan tanaman hias yang mengalami naik daun.
Penjual burung kicau, Edy Sholeh (52) mengatakan, penjualan burung turun drastis di masa pandemi Covid-19.
Biasanya di waktu normal, setiap hari ada yang terjual walaupun satu ekor.
Tapi di masa pandemi seminggu paling banyak terjual dua ekor.
Menurut Edy, penjualan burung tidak seperti ikan hias dan tanaman hias yang sedang ngetren di masa pandemi Covid-19.
Ia berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir agar ekonomi kembali normal.
Masyarakat pun kembali mampu untuk membeli burung kicau.
"Ya karena memang lagi pada susah."
"Mending buat makan daripada beli burung," kata Edy pemilik kios burung di Jalan Tentara Pelajar Kota Tegal itu kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (16/1/2021).
Hal serupa juga disampaikan karyawan toko burung kicau, Eko Hardianto (26).
Penjual burung kicau justru mengalami kerugian di masa pandemi Covid-19.
Banyak koleksi burung yang lambat laun mati karena tidak terurus.
Kemudian penjualan burung pun anjlok, seperti harga love bird.
Burung love bird yang dulu bisa mencapai Rp 15 juta per ekor, sekarang hanya Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.
"Tidak ada yang beli, buat bertahan saja sudah untung," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (16/1/2021).
Beberapa burung yang tersedia seperti murai, kepodang, kacer, love bird, kenari, dan berbagai jenis lainnya. (Fajar Bahruddin Achmad)
Baca juga: Tak Ada Sengketa, Berikut Jadwal Resmi Penetapan Paslon Terpilih di Kabupaten Blora
Baca juga: Kekurangan Pegawai Hingga 4.500 Orang, Begini Alternatif Sementara Pemkab Blora
Baca juga: Ngesti Serasa Digigit Semut, Wakil Bupati Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin di Kabupaten Semarang
Baca juga: Saya Berpura-pura Beli Baju, Ancam Korban Gunakan Pisau, Seusai COD di Jembatan Tuntang Semarang