Berita Sepak Bola
Muncul Pemberlakuan PSBB Jawa Bali, Yoyok Sukawi Pesimis Lanjutan Liga 1 Bisa Digelar Februari 2021
Yoyok Sukawi: terus terang kalau melihat aturan PSBB yang diterapkan mulai Senin (11/1/2021) itu tampaknya cukup sulit Liga 1 kembali jalan.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi pesimis kompetisi Liga 1 musim 2020 bakal bisa segera dilanjutkan.
Menurut surat edaran operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) beberapa waktu lalu, Liga 1 musim 2020 akan dilanjutkan kembali pada awal Februari 2021.
Namun sejauh ini kepastian wacana itu masih abu-abu sebab belum mendapat izin Polri.
Baca juga: Usai Makan Soto Bareng, Gubernur Ganjar Ajak PSIS U-20 Jajal Lapangan Jatidiri. Begini Respon Mereka
Baca juga: Lanjutan Liga 1 Tak Kunjung Dimulai, GM PSIS Semarang: Klub Sekarat
Baca juga: Pernah Merumput di Spanyol, Gelandang PSIS Semarang Membuka Peluang Kembali Berkarir di Luar Negeri
Baca juga: PSIS Semarang Siap Kehilangan Poin jika Liga 1 Bergulir Februari, Ini Alasan CEO PSIS
Hal yang membuat Yoyok pesimis adalah rencana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah Pulau Jawa dan Bali yang mulai berlaku pada 11 hingga 25 Januari 2021.
Pemerintah Pusat mengambil keputusan untuk memberlakukan PSBB, guna menekan angka penyebaran Covid-19 yang akhir-akhir ini kasusnya cukup tinggi.
Menurut informasi, beberapa wilayah yang diberlakukan PSBB adalah Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, DKI Jakarta, Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi.
Kota Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Semarang Raya, Solo Raya, Banyumas Raya, Gunungkidul, Sleman, Kulonprogo, Surabaya Raya, Malang Raya, Badung, dan Denpasar.
"Terus terang kalau melihat aturan PSBB yang diterapkan mulai Senin (11/1/2021) itu tampaknya cukup sulit Liga 1 kembali jalan," ujar Yoyok kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (7/1/2021).
Bila melihat daerah-daerah yang akan diterapkan PSBB skala besar, bukan secara kebetulan di daerah tersebut merupakan homebase klub-klub peserta Liga 1 maupun Liga 2.
Misalnya, Semarang Raya yang merupakan lokasi markas PSIS Semarang, kemudian di Surakarta ada klub Liga 2, Persis Solo.
Atau di Tangerang yang menjadi lokasi markas Persita Tangerang, Surabaya lokasi markas Persebaya Surabaya, dan kota-kota lainnya.
Oleh sebab itu, Yoyok mendesak agar LIB juga segera mengeluarkan kebijakan yang tepat supaya tidak memberatkan klub dengan memperhatikan aturan PSBB tersebut.
"Bijak saja, tidak usah memaksakan."
"Kasihan klub kalau seperti ini terus," ucapnya.
Soal status kompetisi, kabarnya dalam waktu dekat PSSI akan menggelar rapat Exco membahas nasib kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
Selama ini PSSI sebetulnya terus berupaya agar dapat menggelar kompetisi Liga 1, dan 2 pada awal 2021.
Adanya kompetisi dibutuhkan untuk perkembangan sepak bola Tanah Air yang muaranya ke tim nasional Indonesia.
"Terkait kompetisi dalam hal ini Liga 1 dan 2 yang belum jalan, rapat Komite Eksekutif (Exco) terakhir memutuskan liga rencana akan diputar oleh PT LIB pada Februari 2021."
"Situasi terkini Covid-19 akan menjadi faktor penentu apakah liga bisa dijalankan atau tidak."
"Cabang olahraga lain pun demikian."
"Untuk menyelenggarakan kejurnas juga sulit,” kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Dengan situasi pandemi Covid-19 membuat kondisi PSSI menjadi tidak menentu.
Hal ini tidak hanya di sepak bola, namun di seluruh sendi kehidupan di seluruh dunia, dan keadaan menjadi tidak bisa diprediksi.
"Untuk itu, PSSI menjadwalkan untuk menggelar rapat Exco di pertengahan Januari 2021."
"Ini untuk memutuskan kelanjutan Liga 1 dan 2 atau memberhentikan liga musim kompetisi 2020 berdasarkan situasi terkini," tambah Yunus. (F Ariel Setiaputra)
Baca juga: Modus Kartu ATM Tertelan Masih Terjadi, WD Kehilangan Rp 45 Juta di SPBU Mandiraja Banjarnegara
Baca juga: Prostitusi Berkedok Panti Pijat Urat Syaraf di Banjarnegara, Polisi Tangkap Ibu Rumah Tangga
Baca juga: Wisatawan Membeludak, Antrean ke Dino Land di Lembah Asri Serang Purbalingga Picu Kemacetan Parah
Baca juga: Begini Cara Pengelola Museum di Purbalingga Atasi Penurunan Jumlah Pengunjung, Misal Bikin Workshop