Berita Jawa Tengah
Kisah Ponem dan Turah di Batang, Dua Nenek Pemetik Teh Ini Huni Gubuk Reyot, Makan Dibantu Warga
Beratap seng dan dinding papan kayu serta bambu, berlantai tanah, gubuk itu jauh dari kata layak, di situlah Ponem dan Turah tinggal di Batang.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
Ponem pun tak bisa berjalan seperti biasanya.
Dia harus dipapah Turah untuk berjalan keluar dari gubuk tempat mereka tinggal.
Lain halnya dengan Turah, meski usianya sudah lanjut, namun ia masih bisa beraktivitas seperti biasa.
Di tengah perbincangan, Turah menceritakan, saat Ponem masih sehat, mereka bekerja serabutan untuk memetik teh.
"Tapi beberapa tahun ini Ponem sakit, jadi saya yang kerja."
"Walaupun tak cukup untuk makan karena gaji saya Rp 12 ribu."
"Setidaknya bisa untuk menambal kebutuhan lainnya."
"Warga juga membantu supaya kami tetap bisa makan," ucapnya.

Baca juga: Kebumen Kini Punya Laboratorium Tes PCR, Hasil Swab Bisa Diketahui setelah 3 Jam Cek
Baca juga: Berdalih Bantu Saudara, Warga Adipala Cilacap Ini Pilih Gadaikan Mobil Rental di Temanggung
Baca juga: Angka Covid-19 Masih Tinggi, Bupati Banyumas Perpanjang Penutupan Tempat Wisata Sepekan
Adapun Heri, Perangkat Desa Adinuso menjelaskan, karena keduanya dalam kondisi memprihatinkan, warga sepakat untuk membantu Ponem dan Turah.
"Tempat mereka tinggal juga bantuan warga, tanah yang digunakan juga tanah desa."
"Untuk makan warga juga membantu Ponem dan Turah setiap harinya," terang Heri kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/12/2020).
Heri menambahkan, keduanya sangat butuh bantuan terutama tempat tinggal yang layak.
Itu karena warga tak mampu jika harus membangunkan rumah untuk Ponem dan Turah.
"Sudah ada saluran air dan kamar mandi walaupun seadanya, dan hal itu juga bantuan warga," tambahnya.
Bupati Datangi Rumah Ponem dan Turah