Berita Jawa Tengah
Masterplan Selesai Bulan Ini, Tersedia Akses Langsung Tol Trans Jawa Menuju KIT Batang
Kemungkinan dari total luasan 4.300 hektare hanya 60 sampai 70 persen yang akan digunakan untuk industri di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang didaulat masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Proyek tersebut diproyeksikan menjadi pembangkit perekonomian Indonesia.
Guna mendukung visi itu, baik Pemkab Batang dan sejumlah BUMN terus melakukan percepatan pembangunan KIT.
Baca juga: ASN Pemkab Batang Diminta Bersiap Jika Ditunjuk Isi Jabatan yang Kosong
Baca juga: Kemenparekraf Sebut Ciri Batik Khas Batang Bisa Jadi Pemicu Pertumbuhan Ekonomi
Baca juga: Tilik Warga, Agenda Rutin Bupati Batang Tiap Pekan, Ini Tujuan Wihaji
Baca juga: 4.651 UMKM di Batang Sudah Terima BLT Banpres Rp 2,4 Juta
KIT Batang sudah dimulai dikerjakan sejak Juni 2020, dengan pembukaan lahan milik PTPN IX seluas 4.300 hektare.
Adapun untuk pembangunan akses menuju KIT Batang direncanakan selesai pada Januari 2021.
Menurut Direktur PTPN IX, Tio Handoko saat meninjau KIT bersama Bupati Batang, Wihaji menjelaskan, masterplan KIT sedang dikerjakan dan akan rampung dalam waktu dekat.
"Masterplan untuk akses ke KIT Batang akan rampung pada pekan ketiga Oktober 2020," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (12/10/2020).
Dilanjutkannya, akan ada empat akses menuju KIT Batang yang langsung terhubung dari Jalan Tol Trans Jawa.
"Nantinya KIT Batang bisa diakses langsung melalui Tol Trans Jawa."
"Kemungkinan dari total luasan 4.300 hektare hanya 60 sampai 70 persen yang akan digunakan untuk industri," jelasnya.
Dia menyebutkan, dari total luasan KIT Batang, baru 450 hektare yang sudah disetujui RTRW dalam PSN.
"Kami juga menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat terkait percepatan pembangunan KIT Batang yang masuk dalam program percepatan perekonomian," ucapnya.
Dia menambahkan, tanah yang digunakan untuk KIT Batang merupakan milik negara.
Itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat tak terkecuali percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Proyek ini demi kedaulatan bangsa, dan untuk kemakmuran rakyat Indonesia."