Berita Internasional

Pejabat Perikanannya Tewas di Korut, Korea Selatan Ajak Korea Utara Lakukan Penyelidikan Bersama

Bahkan, Korea Selatan menyarankan penyelidikan bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya, oleh kedua belah pihak.

Editor: rika irawati
EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Selatan mendesak Korea Utara melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap penembakan fatal seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang awal pekan lalu.

Bahkan, Korea Selatan menyarankan penyelidikan bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya, oleh kedua belah pihak.

Karena pembunuhan itu telah menimbulkan kemarahan publik dan politik di Korea Selatan. Demikian dilansir dari Reuters, Minggu (27/9/2020).

Langkah itu datang setelah permintaan maaf langka dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas insiden yang ia sesali terjadi.

Setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional Jumat malam lalu, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, akan menyerukan penyelidikan bersama kasus itu dengan Korea Utara jika diperlukan.

Apalagi, ditemukan adanya perbedaan penjelasan mengenai penyebab insiden penembakan dari dua belah pihak.

Kapolri Ancam Copot Polisi Berpolitik Praktis di Pilkada Serentak 2020

Ulang Tahun Ke-22: Nama Google Ternyata Bermula dari Googol, Ini Maknanya

WHO Peringatkan 10 Negara Penyumbang 70 Persen Kasus Kematian Akibat Covid-19

Tekuk Brighton 2-3, Manchester United Dapat Hadiah Pinalti Seusai Pertandingan Berakhir

Militer Korea Selatan mengatakan, pada Kamis pekan lalu, tentara Korea Utara membunuh seorang pejabat perikanan dan tubuhnya disiram minyak, lalu dibakar di dekat perbatasan laut.

Tetapi, pemerintah Korea Utara mengatakan, dalam sebuah pesan pada Jumat lalu, tentaranya menembak "penyusup ilegal" dan membantah membakar tubuhnya.

Kedua Korea belum melakukan penyelidikan bersama terhadap insiden sebelumnya, termasuk kematian turis Korea Selatan yang ditembak di resor gunung Utara Kumgang pada tahun 2008 dan pemboman Korea Utara di Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat warga Korea Selatan pada tahun 2010.

Kedua Korea secara teknis berperang sejak Perang Korea 1950-1953 dan berakhir dengan gencatan senjata.

Kim Jong Un Minta Maaf

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyesal dan meminta maaf atas nsiden penembakan mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang awal pekan ini. Kim Jong Un mengatakan, seharusnya insiden itu tidak terjadi.

Hal itu terungkap dalam Surat Kim Jong Un yang dikirim Departemen Front Bersatu Korea Utara ke kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, sehari setelah para pejabat Seoul mengatakan, tentara Korea Utara membunuh seorang warga sipil Korea Selatan dan menyiramkan minyak dan membakarnya.

"Surat itu mengutip pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mengatakan dia "menyesal" bahwa insiden itu mengecewakan publik Korea Selatan dan seharusnya tidak terjadi," kata penasihat keamanan Moon Suh Hoon, seperti dilansir Reuters, Jumat (25/9/2020).

"Para tentara Korea Utara melepaskan lebih dari 10 tembakan ke pria itu, seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang minggu ini, setelah dia tidak mengungkapkan identitasnya dan mencoba melarikan diri," kata Suh, mengutip surat itu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved