Jateng Travel Guide
Gulai dan Satai Bustaman Semarang Begitu Tersohor, Begini Kisahnya
Qomariyah (60), pemilik warung, menuturkan, label Bustaman ini diambil dari nama Kampung Bustaman, kampung yang memasok daging kambing di warungnya.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rika irawati
Menurut Toni, dulu, Kampung Bustaman lebih dikenal sebagai kampung santri. Hal itu karena peran Kiai Bustam yang mendirikan kampung tersebut.
"Kiai Bustam itu, setelah tidak di kerajaan, mendapat wilayah di daerah sini. Kiai Bustam kemudian membuat surau yang sekarang menjadi musala. Kiai Bustam punya keturunan termasuk Kiai Saleh yang terkenal itu," ungkapnya.
Hingga lambat laun, kata dia, seiring tradisi dagang kambing di kawasan tersebut, kampung Bustaman lantas lebih dikenal sebagai kampung jagal.
Toni menyebutkan, selain menjual daging kambing mentah, ada pula warga Bustaman yang menjadi pedagang masakan berbahan daging kambing.
"Kalau warga sini, ada tujuh orang yang berjualan masakan kambing. Ada yang satai kambing, gulai kambing, dan lainnya. Sementara, di seluruh Kota Semarang, ada puluhan orang yang berjualan dengan label Bustaman," kata dia.
"Jualannya bergantian, pagi sampai sore gulai kambing. Sedangkan sore hingga malam hari, bermacam-macam, ada satai kambing, bistik, dan masakan kambing lain," jelasnya. (*)