Berita Banyumas
Oleh Samsul Warga Banyumas Ini, Limbah Pipa PVC Disulap Jadi Lampu Hias, Awal dari Hobi Menggambar
Karena hobi menggambar logo musik metal itulah, banyak teman menyarankan supaya Samsul mencoba menggambar logo itu pada media papan kayu.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Berawal dari kecintaan terhadap seni lukis, Samsul Ma'arif (39) warga RT 05 RW 02, Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas merintis usaha lampu hias dari limbah pipa PVC atau paralon.
Awal mula merintis usahanya, dilatarbelakangi kecintaannya terhadap musik metal.
Samsul juga senang melihat logo-logo metal yang biasanya begitu ikonik.
Dia kemudian sering menggambar logo-logo itu pada selembar kertas coret-coretan.
• Pemudik Masuk Banyumas Wajib Karantina, Pemkab Sudah Siapkan GOR Satria Purwokerto
• Senin Malam Ini, Aturan Jam Malam Makin Diperketat di Banyumas, Ini Sanksi Buat Pelanggarnya
• Mahasiswi Asal Banyumas Dikabarkan Tenggelam di Pantai Logending Kebumen, SAR Masih Cari Korban
• Ketua MUI Banyumas Curhat Belum Miliki Gedung Sekretariat, Begini Jawaban Bupati Achmad Husein
Karena hobi menggambar logo musik metal itulah, banyak teman menyarankan supaya Samsul mencoba menggambar logo itu pada media papan kayu.
"Teman-teman saya menawarkan supaya memindahkannya ke media kayu."
"Ternyata menurut mereka hasilnya luar biasa bagus," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (15/9/2020).
Seiring berjalannya waktu, munculah inovasi ide menggambar siluet tokoh-tokoh publik pada media kayu.
Itulah awal mula dimana dia membuat kerajinan tangan berupa lukisan siluet pada papan kayu.
Tidak berhenti pada lukisan siluet dari kayu saja, melihat barang-barang bekas di rumahnya menggugah pikirannya untuk dimanfaatkan.
Dia melihat ada bekas pipa PVC atau paralon di rumahnya yang sudah tidak terpakai.
Pipa PVC bekas itu dia bersihkan, dicuci sampai bersih, hingga dapat dijadikan media menggambar.
"Pelan-pelan coba saya gambar, lalu dilubangi atau seperti diukir begitu."
"Hingga akhirnya teman juga menyarankan supaya coba dikasih lampu jadi seperti kaya lampion," jelasnya.
Hingga akhirnya dia mencoba memberanikan diri mengembangkan kreativitasnya itu menjadi sebuah usaha.
Saat merintis pada akhir 2018, Samsul sempat mengalami kesulitan karena tidak terbiasa menggunakan alat-alat seperti gergaji ataupun bor listrik.
Tahap pertama pembuatan lampu hias dari limbah pipa PVC biasanya diawali dengan pemotongan.
Ukurannya panjang pipa adalah sekira 30-45 sentimeter.
Setelah terpotong kemudian pipa itu diamplas dan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel.
Setelah itu barulah memulai proses menggambar pada pipa yang biasanya gambar dapat dipesan sesuai keinginan.

• Ini Alat Cek Suhu Tubuh Milik Polres dan RSI Banjarnegara, Sekilas Tak Ada Bedanya dengan Drone
• Korban Tenggelam Bertambah Lagi di Pantai Logending Kebumen, Nelayan Asal Nusawungu Cilacap
• Dua Bakal Paslon Kepala Daerah di Purbalingga Lolos Tes Kesehatan, 23 September Penetapan
"Gambar bisa pesan atau custom sesuai keinginan pembeli."
"Biasanya ada yang kaligrafi, motif bunga, tokoh pewayangan, sampai gambar superhero seperti Spiderman yang disukai anak-anak juga bisa," katanya.
Setelah digambar barulah proses pengukiran menggunakan bor kecil supaya tampak lebih nyata dan timbul.
Pipa yang sudah terukir itu diamplas lagi dan disemprot menggunakan cat semprot atau piloks lalu dijemur dan tunggu hingga kering.
Setelah kering barulah dudukan lampu dibuat yang kemudian dijadikan satu dengan pipa PVC yang sudah dibuat tadi.
Satu buah lampu hias berbahan pipa paralon bekas karya Samsul biasanya dihargai Rp 90 ribu hingga Rp120 ribu, tergantung tingkat kesulitan.
"Kalau pemasaran sejauh ini adalah melalui online saja."
"Sudah sampai Bekasi, ada pernah di Wonosobo, paling jauh adalah Kalimantan," tambahnya.
Ia mengungkapkan, jika dalam sebulan bisa menerima pesanan 10-15 lampu hias.
Terkait omset, dirinya belum dapat memastikan karena semua itu tergantung pada pesanan.
Usaha rintisan lampu hias dari limbah pipa PVC ini sebenarnya tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Ngudi Mulyo, Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Dalam kelompok tersebut, tidak hanya bentuk kerajinan pipa PVC, tetapi ada produk lain seperti furniture, kerajinan bambu, dan bidang sampai pembuatan kursi ataupun lemari.
Sejak merintis, Kelompok Usaha Bersama Ngudi Mulyo pernah mendapat bantuan dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan berupa pengadaan alat-alat.
"Awal merintis adalah kesadaran diri mereka para pelaku usaha dan ketika ada giat pelatihan sering kami ikutkan agar menambah wawasan dan keahlian."
"Sudah tiga kali pelatihan mulai dari Kementerian Koperasi dan UKM dan lainnya," ujar Pembina Kelompok Usaha Bersama Ngudi Mulyo, Sulistya.
Sulistya menerangkan, sebelum ada kelompok usaha bersama (Kube) Samsul dan pemuda lainnya kebanyakan hanyalah pengangguran.
Samsul sampai saat ini belum menerima pesanan dalam jumlah yang sangat besar, karena memang baru dua tahun memulai usaha.
Dengan mulai banyak yang mengenal kerajinan ini diharapkan banyak orang ingin tahu dan membeli produk karya Samsul dan kawan-kawannya.
Disinggung mengenai hak cipta, dirinya sedikit kecewa karena tidak jarang banyak orang lain yang meniru hasil karyanya tersebut. (Permata Putra Sejati)
• Bupati Sebut Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit di Purbalingga Belum Penuhi Standar WHO
• Dua Pemuda Asal Purbalingga Dibekuk Polisi, Kamar Kos di Banjarnegara Jadi Lokasi Pesta Sabu
• Gadis Bawah Umur di Kebumen Kena Tipu Luar Dalam, Polisi: Modus Pelaku Pamer Punya Mobil
• Jadi Percontohan, 34 Sekolah Dipastikan Masih Tetap Gelar KBM Tatap Muka di Kota Tegal