Berita Jawa Tengah
Ganjar Belum Mau Tiru DKI Jakarta, Dirasa PSBB Belum Diperlukan di Jateng
Pemprov Jateng juga berupaya terus menggenjot tes masif di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah beberapa pekan ke depan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo belum akan mengambil langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Belum, kami belum berencana mengambil itu (PSBB)," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (10/9/2020).
Justru yang didorong saat ini, kata dia, adalah penegakan hukum dan sosialisasi agar masyarakat tertib menaati protokol kesehatan.
• Selama Dua Tahun di Jateng, Sudah Ada 54 WNA Dideportasi, Penyebabnya Karena Ini
• Delapan Kilogram Sabu Disita Polisi, Kapolda Jateng: Kami Bisa Selamatkan Nyawa 91 Ribu Jiwa
• Ganjar Cek KBM Tatap Muka di Temanggung, Disebutnya Sudah Sesuai Aturan Protokol Kesehatan
• Gubernur Ganjar Usulkan Debat Pilkada di Jateng Digelar Secara Virtual
Pihaknya fokus edukasi kepada masyarakat agar semuanya tertib protokol kesehatan.
Selain itu, langkah tegas berupa penegakan hukum juga diambil.
"Kami butuh dukungan dari masyarakat untuk itu."
'Makanya, penegakan hukum mulai kami lakukan serentak sejak 25 Agustus sampai akhir September 2020."
"Dan tentu bisa diperpanjang masanya kalau diperlukan," ucapnya.
Penegakan hukum, lanjutnya, sangat penting dilakukan untuk mendorong sosialisasi.
Gerakan penegakan hukum dilakukan secara masif, termasuk di zona-zona merah Jawa Tengah.
"Di Jawa Tengah yang sekarang zona merah Kota Semarang."
'Yang lain masih bisa dikendalikan, tapi tidak boleh abai karena semua harus disiplin."
"Maka, penegakan hukum inilah yang kami minta dilakukan agar masyarakat mengerti dan memahami," terangnya.
Perlu diketahui, ada tambahan 358 kasus positif corona di Jawa Tengah per Kamis (10/9/2020).
Sehingga, secara kumulatif ada 17.311 kasus di Jawa Tengah berdasarkan data Pemprov Jateng.
Pemprov Jateng juga berupaya terus menggenjot tes masif di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Dengan tes masif itu, maka jumlah kasus positif akan semakin terdata, sehingga penanganannya bisa dipercepat.
"Beberapa kabupaten/ kota di Jawa Tengah ada yang baru mulai aktif, yang sebelumnya diam saja."
"Kalau diam saja, ya pasti hijau lha wong ndak dites."
"Makanya sekarang kabupaten/kota ditarget untuk menggelar tes massal."
"Kami minta dipenuhi target itu, jangan takut jumlahnya naik, jangan takut citranya jelek karena itu," tegasnya.
Justru, dengan semakin banyak kasus positif yang diketahui, akan mudah dilakukan penanganan.
Sehingga, suatu saat dipastikan kasus Covid-19 di Jawa Tengah akan turun.
"Saat tes massal dilakukan, dapat diketahui berapa jumlah penduduk yang dites, lalu apakah bisa dikatakan sudah representatif atau belum."
"Jadi nanti ketahuan, apakah bisa dikategorikan terkendali atau belum."
"Kan nanti grafiknya akan kelihatan," ucapnya.
Hingga saat ini, pihaknya mengatakan belum akan mengambil tindakan ekstrem untuk penanganan Covid-19 di Jawa Tengah.
"Kami belum akan mengambil langkah ekstrem."
"Tapi kalau ini meningkat terus karena ketidakdisiplinan, maka bisa saja kami mengambil tindakan yang lebih dari itu," Ganjar menambahkan. (Mamduh Adi)
• Warga Kebumen Tak Perlu Lagi Repot Bayar PBB, Cukup Melalui QRIS Tanpa Harus ke Bank
• Seusai Borong Sayuran di Petani, Marwi Budhi Sarwono Buka Lapak di Kantor Pemkab Banjarnegara
• Dugaan Penyelewengan BPNT di Purbalingga, GMBI Sebut Sudah Punya Banyak Bukti, Bupati Janjikan Ini
• Sisi Lain Kades Viral di Banjarnegara, Tubuh Hoho Alkaf Dipenuhi Tato: Saya Lagi Puasa Daud